Rabu, 19 Juni 2013

Telkomsel adalah salah satu agen Pulsa terbesar yang ada di Indonesia. Yang mana ada AS dan Simpati. Telkomsel sangatlah memperhatikan masyarakat sekitar. Apalagi dalam kawasan kampus. Saya benar-benar merasakan dampak tersebut dengan adanya bantuan sponsor dari Telkomsel. salah satu contohnya yaitu ketika saya menjadi panitia Olimpiade Matematika Se Jawa Madura, Telkomsel sangatlah membantu sekali. Selain itu pada saat pelatihan blog telkomsel sangatlah membantu juga. Telkomsel
Universitas Jember adalah salah satunya universitas negeri yang ada di sebelah timur pulau Jawa yaitu tepatnya JEMBER. kampus ini terletak di desa Tegalboto. Pada awal berdirinya pada tahun 1964, Universitas Negeri Djember yang disingkat UNED, memiliki lima fakultas, terdiri dari Fakultas Hukum di Jember, dengan cabangnya di Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Pertanian di Jember, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di Banyuwangi. Dengan rektor pertama dijabat oleh dr. R. Achmad. Saya salah satu mahasiswa FKIP Matematika unej. FKIP terdiri dari 10 program studi yaitu pendidikan matematika,pendidikan biologi, pendidikan fisika, pendidikan sejarah, pendidikan ekonomi, pendidikan bahasa indonesia dan sastra, pendidikan bahasa inggris, pendidikan guru sekolah dasar(PGSD), pendidikan luar sekolah(PLS) ,dan pendidikan anak usia dini(PAUD). Khusus pendidikan matematika merupakan program studi tertua dalam FKIP. Banyak sekali dosen-dosen prodi matematika yang merupakan dari FKIP Universitas Jember. Bahkan Bapak Rektor pun juga dari prodi matematika. Tenaga produksi pengajar di prodi matematika sebanyak 14 dosen yang di kepalai oleh Drs. Dafik,Msc,phD. Pada prodi matematika ada suatu organisasi mahasiswa yang bernama HMP Pendidikan Matematika(Matematics Student Club “MSC”) Universitas Jember

Sabtu, 01 Juni 2013

Genetika

1. Gen merupakan pengendali proses metabolisme atau pengendali kehidupan karena pada proses metabolisme di dalam sel terjadi reaksi biokimia yang dikatalisis oleh enzim tertentu, sehingga keragaman proses dan hasil metabolisme ditentukan oleh enzim yang terlibat dalam reaksi tersebut. Keragaman enzim (baik struktur maupun susunan asam aminonya) itu sendiri sangat ditentukan oleh susunan cetakannya yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan pada ruas DNA yang menjadi cetakan untuk mensintesis enzim (protein) disebut dengan gen, sehingga gen merupakan pengendali proses metabolisme atau pengendali kehidupan. 2. Sifat atau fungsi bahan genetik • Dapat menggandakan diri (replikasi) Penggandaan (replikasi) bahan genetik merupakan tahapan yang sangat penting dalam pembelahan sel. • Sebagai penyimpan informasi Bahan genetik sebagai penyimpan informasi misalnya saja sel sperma mengandung bahan genetik yang tidak diekspresikan, sehingga bahan genetik di dalam sperma merupakan penyimpan informasi. • Dapat mengekspresikan informasi yang dikandungnya Ekspresi dari informasi yang disimpan di dalam bahan genetik merupakan suatu proses yang rumit/kompleks yang berdasarkan pada konsep aliran informasi di dalam sel. • Dapat bervariasi melalui mutasi Bahan genetik bertanggung jawab terhadap munculnya variasi baru dari suatu organisme melalui proses mutasi. 3. Sudah kita ketahui bahwa bahan genetik bertanggung jawab terhadap munculnya variasi baru dari suatu organisme melalui proses mutasi. Dengan adanya perubahan komposisi kimia DNA dapat mengubah proses transkripsi dan translasi, yang pada akhirnya dapat mengubah protein yang disintesis. Dengan terjadinya perubahan protein, maka akan mengubah proses metabolisme di dalam sel/organisme, yang akan mengakibatkan perubahan penampakan organismenya karena mutasi yang terjadi di dalam sel gamet akan diteruskan ke generasi berikutnya, dan dengan berjalannya waktu akan didistribusikan ke dalam suatu populasi. Dengan adanya distribusi genetik tersebut maka akan banyak terdapat keanekaragaman genetik, termasuk di dalamnya pengaturan kembali susunan molekul di dalam kromosom yang sama atau di antara kromosom yang merupakan bahan bagi proses evolusi. 4. DNA merupakan bahan genetik pada semua organisme kecuali beberapa virus tertentu yang mempunyai RNA sebagai bahan genetiknya, DNA mempunyai utas ganda dan kedua utas tersebut saling berpilin.Sedangkan RNA (Ribonucleic Acid) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik dan juga merupakan bahan genetik pada virus. 5. Ikatan hidrogen antara polinukleotida yang satu dengan polinukleotida yang lainnya merupakan ikatan yang lemah karena terbentuk antara dua basa nitrogen. Basa guanin (G) selalu berikatan dengan basa sitosin (C) dan basa adenin (A) selalu berikatan dengan timin (T). Banyaknya basa purin selalu sama dengan banyaknya basa pirimidin, banyaknya A selalu sama dengan T, dan jumlah G sama dengan jumlah C atau (A+G)/(T+C)=1. Jumlah G+C tidak sama dengan A+T, atau perbandingan (G+C)/(A+T) tidak sama dengan satu tetapi bervariasi tergantung dari organismenya. Maka konsekuensinya ikatan antara basa G dan C dapat terbentuk 3 ikatan hidrogen, dan antara A dan T dihubungkan dengan 2 ikatan hidrogen, sehingga ikatan antara G-C lebih kuat dibandingkan dengan A-T. Oleh sebab itu DNA yang banyak mengandung G dan C lebih sulit didenaturasi (dirusak atau diuraikan) dibandingkan dengan DNA yang banyak mengandung A dan T. 6. Kromosom adalah simpul-simpul yang menggulung pada suatu gulungan yang tersusun dari nukleosom, yang mana nukleosom adalah penyusun dari kromatin(DNA yang berasosiasi dengan protein histon). 7. Replikasi atau penggandaan diri DNA dengan pola semikonservatif artinya bahwa setiap utas DNA menjadi cetakan bagi pembentukan utas baru, sehingga pada akhir proses replikasi akan ditemukan dua utas ganda yang masing-masing mengandung satu utas baru dan satu utas lama. 8. Gen adalah ruas DNA yang menjadi cetakan untuk mensintesis enzim (protein). Sedangkan genom adalah kumpulan dari gen secara keseluruhan yang berperan dalam meneruskan sifat-sifat keturunan organisme. 9. Promoter adalah situs (daerah) yang dikenali pertama kali oleh RNA polimerase sebagai tempat penempelannya. Sedangkan terminator adalah suatu daerah dimana RNA polimerase tidak mampu lagi menempelkan ribonukleotida pada RNA yang telah terbentuk.

Paper Tentang Pro Kontra Teori Evolusi

ABSTRAK Topik ini dikaji karena adanya silang pendapat mengenai teori evolusi. Dalam teori evolusi terdapat dua kelompok yang menyatakan pendapatnya. Kelompok pertama berpendapat bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan, sendiri-sendiri secara langsung. Sedangkan kelompok kedua berpendapat bahwa makhluk hidup muncul dengan sendirinya dan berkembang melalui proses evolusi. Permasalahan yang dikaji melalui paper ini adalah konsep-konsep tentang teori yang mendukung evolusi dan penolakannya. Objek kajiannya berupa teori-teori evolusi yang diungkapkan oleh para ahli sebelumnya. Kajian ini merupakan library search yang menggunakan sumber data kajian berupa buku yang menjelaskan teori evolusi dan literatur lain yang relevan. Teori evolusi sebagai kajian sains tidak pernah menemukan kebenaran yang mutlak. Kedua kelompok tersebut akan terus mengalami perdebatan dengan versi pendapat-pendapat dan asumsi yang berbeda-beda. I. INTRODUCTION Sebagian orang yang pernah mendengar”teori evolusi” beranggapan bahwa konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi dan tidak berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan ini sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekedar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat Banyak sekali teori evolusi yang kita ketahui, namun terdapat perbedaan dari teori-teori tersebut yang mengakibatkan adanya kerancuan dalam pandangan kita dan juga dalam pandangan masyarakat. Perbedaan dari teori-tori tersebut mengakibatkan pro kontra di kalangan ilmuwan yang mencetuskan teori evolusi. Sehingga dengan adanya paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan penyelesaian dari kerancuan yang ada mengenai teori evolusi. II. RELATED WORK A. Pengertian Evolusi Evolusi berasal dari bahsa latin evolvere yang artinya membuka gulungan. Jadi secara etimologi evolusi adalah proses perubahan struktur makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama. B. Sejarah evolusi Pemikiran tentang teori evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu sebenarnya telah ada dan tercetus paling tidak sejak abad ke 6 SM. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang gagasan teori evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan. Perdebatan mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut. Sehingga ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar. Namun pada akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan sebuah teori yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada sebelumnya, sehingga munculah istilah biologi evolusioner. Teori Evolusi dapat mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku yang terdapat pada sebuah organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi dalam perilaku dan fisik yang disebabkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi yang terjadi tersebut meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas dari sebuah organism seperti kemampuan menemukan makanan, menghindari predator atau pemangsa, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat melakukan merespon terhadap seleksi yang terjadi dengan berkooperasi antara satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam proses simbiosis. Dalam jangka waktu yang sangat lama, teori evolusi diyakini mampu menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi sebuah kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu paleontologi (ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil) dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah. Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang didasari oleh seleksi alam. C. Teori-teori evolusi 1. Aristoteles(384-322SM) Beberapa filsuf Yunani telah berbicara mengenai evolusi mengenai kehidupan. Namun, Aristoteles yang mengungkapkan peneliti tentang makhluk hidup, tidak mendukung konsep tersebut. Dalam sistem klasifikasi yang diciptakannya, Aristoteles menyusun makhluk hidup berdasarkan pertambahan bentuk kekompleksannya. Sistem klasifikasi tersebut tidak memberikan tempat bagi bentuk-bentuk kehidupan baru yang muncul pada masa depan. Bagi Aristoteles, spesies memiliki bentuk yang tetap dan tidak mengalami perubahan. 2. Willam Paley(1743-1805) Dalam bukunya yang berjudul Natural Theology , William Paley berpendapat bahwa kekompleksan makhluk hidup merupakan bukti kerja Sang Maha Pencipta. Hipotesis tersebut dikenal sebagai teori penciptaan khusus. Para penganut teori ini percaya bahwa semua jenis makhluk hidup di bumi muncul bersama-sama pada suatu waktu dan tetap tidak berubah sejak mereka diciptakan oleh Tuhan. 3. George Louis Leclerc (1707-1788) George Louis Leclerc mengatakan bahwa makhluk hidup berubah sepanjang waktu dan bumi berusia lebih dari 6000 tahun. Makhluk hidup mungkin saja berubah jika organ tubuhnya tidak digunakan dan mengalami degenerasi. Ia juga berpendapat bahwa manusia dan kera berpedapat dekat karena kera dianggap sebagai manusia yang mengalami degenerasi. Ia menyembunyikan pendapatnya dalam sebuah buku yang berjudul Natural History, karena untuk mencegah meluasnya kritik dari masyarakat. Ia juga merupakan pelopor yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah dari generasi ke generasi, ia secara terbuka menolak pendapat bahwa suatu spesies dapat berevolusi menjadi spesies lain. 4. Erasmus Darwin(1731-1802) Erasmus Darwin merupakan kakek Charles Darwin. Ia adalah seorang dokter, penyair dan ahli science (amatir). Setelah membaca George Louis Leclerc ia percaya bahwa evolusi terjadi pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Ia mempercayai bahwa karakteristik yang diperoleh orang tua akan diwariskan kepada keturunannya. Ia menuliskan pendapatnya dalam buku Zoomania or The Laws Organic Life. Ia menulis tentang evolusi kehidupan dari’setetes kecil di lautan purba’ hingga membentuk ikan, amphibi, reptil, dan manusia. Namun seperti halnya George Louis Leclerc, Eramus Darwin tidak tahu apa yang menyebabkan evolusi. 5. Jean Baptiste de Monent de Lamarck(1744-1829) Jean Baptiste de Monent de Lamarck mengajukan pendapat mengenai proses-proses yang mendorong perubahan biologis, namun teorinya mengenai proses evolusi seluruhnya tidak benar. Ia mempercayai bahwa organisme mikroskopik muncul secara spontan dari bahan-bahan tidak hidup yang kemudian berevolusi menjadi bentuk-bentuk yang lebih kompleks dalam buku yang berjudul Philosophie Zoologique. Ia percaya bahwa evolusi terjadi saat suatu organisme menggunakan bagian tubuh dengan suatu cara sehingga bagian tubuh itu berubah sepanjang hidupnya dan perubahan tersebut diwariskan kepada keturunannya. Lamarck menduga bahwa leher jerapah yang panjang merupakan akibat penarikan atau peregangan selama bertahun-tahun. Jerapah menarik lehernya untuk mencapai daun-daun pada pucuk daun. Sehingga leher itu tumbuh memanjang. Seperti halnya Eramus Darwin ia juga berpendapat bahwa makhluk hidup yang sesuai yang akan bertahan. Kesimpulannya evolusi binatang dapat berubah karena tuntutan alam atau penyesuaian diri terhadap seleksi alam semasa hidup yang bisa diwariskan terhadap keturunannya. 6. George Cuvier(1769-1832) Ia mengemukakan sebuah teori yang dikenal sebagai teori catastropisme ia meyakini bahwa Tuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan serta menciptakan dan menghancurkan bumi ini setiap diciptakannya makhluk hidup baru sehingga semua makhluk hidup yang ada menyesuaikan dengan alam di sekitarnya tidak seperti makhluk terdahulu. 7. Charles Lyell(1797-1875) Lyell menuangkan pendapatnya kedalam bukunya yang berjudul Principles of Geology. Ia berpendapat bahwa fosil-fosil yang ada dilapisan bumi memiliki hubungan yang saling berkaitan. Ia juga menunjukan fosil-fosil itu berubah secara bertahap dari tingkat yang paling muda hingga yang paling tua dan bumi mengalami perubahan-perubahan progresif yang lebih lambat. 8. Charles Darwin(1809-1882) Charles Darwin menganut atau menggunakan tori evolusi organik, dimana teori ini menjelaskan bagaimana proses atau tahap yang dilewati makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang lain. Ia mengkaji pengalaman-pengalaman dari beberapa penelitianya seperti pemeliharaan burung merpati di Inggris. Menurut pengalamannya ia menyimpulkan kemudian ia tuangkan kedalam bukunya yang berjudul The Origin oof Species, terbit pada tahun 1859. Melalui bukunya tersebut ia mengemukakan dua teori inti yaitu: 1.Spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies terdahulu. 2.Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Munusia bukanlah keturunan kera seperti yang kebanyakan orang katakan, tatapi dalam teori pokok yang pertama ini Darwin mengungkapkan bahwa pada kenyataannya manusia itu memiliki kesamaan ciri dengan kera (Jacob, dkk., 1983:11). Pada teori pokoknya yang kedua Darwin berpendapat bahwa yang dimaksud dengan seleksi alam adalah terjadi perubahan yang terjadi dan menyeleksi makhluk yang ada di dalamnya, dimana makhluk atau individu yang bisa bertahan akan dapat bertahan dan dapat melestarikan keturunannya sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan akan punah. Dari keturunan individu yang sangat kuat inilah akan terbentuk individu yang terus menerus mangalami perubahan yang secara bertahap sedikit demi sedikat, dan perubahan itu terjadi selama jutaan tahun, sehingga timbulnya berbagai jenis individu yang sangat berbeda. Pada tahun 1871 Darwin kembali menghebohkan penduduk dunia dengan buku keduanya yang berjudul The Descent of Man. Di buku keduanya ini Darwin juga tidak pernah menyebutkan bahwa manusia purba adalah kera. Dalam buku ini, Charles Darwin hanya mencari hubungan manusia dan primata karena primata memiliki kesamaan ciri terhadap manusia. Charles Darwin menggambarkan bahwa nenek moyang manusia adalah manusia yang primitif. Dibandingkan dengan anatomi binatang yang memiliki kemiripan yang sangat dekat dengan manusia adalah kera (simpanse dan gorila) karena kedua binatang itu yang paling mirip dengan manusia. Untuk tahap selanjutnya nenek moyang manusia mirip dan mengarah pada kera (Jacob, dkk., 1983:107). Dan menurut Darwin nenek moyang yang mirip kera inilah yang mengalami perubahan sedikit demi sedikit. Teori Charles Darwin didukung oleh Thomas Henry Huxley (1863) yang dituangkan ke dalam bukunya yang berjudul Man’s Place in Nature. Teori dari kedua ilmuan ini disalah tafsirkan pengertiannya oleh banyak orang bahkan beberapa ilmuan yang beranggapan bahwa manusia adalah keturunan langsung dari kera. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia bukanlah berasal dari kera. D. Pro Kontra Teori Evolusi 1. Lamarck dengan Darwin Pertentangan ini di mulai ketika di temukannya fosil-fosil jerapah dengan leher pendek. Lamarck menyatakan dahulu kompetisi untuk memperoleh makanan sangat lah tinggi. Sehingga, jerapah yang merupakan pemakan daun harus memperoleh makanan nya di dahan yang tumbuh tinggi. Untuk memperoleh makananya maka jerapah memaksa memanjangkan lehernya untuk memperoleh makanannya, sehingga leher jerapah tersebut menjadi lebih panjang. Lamarck menyatakan panjang leher tersebut kemudian di wariskan kepada keturunannya berikutnya. berbeda denganLamarck, Darwin beranggapan penemuan fosil jerapah leher pendek tersebut bukan karena perubahan fisik jerapah tapi karena adanya seleksi alam. Dahulu ada 2 jenis jerapah yaitu jerapah leher pendek dan jerapah leher panjang. Sama dengan Lamarck karena kompetisi mencari makanan sangat tinggi sehingga jerapah harus mengambil daun di dahan yang tinggi. Karena jerapah leher pendek tidak dapat memperoleh makanannya sehingga jenis jerapah leher pendek banyak yang mati kelaparan. Karena hal ini berlangsung terus menerus menyebabkan jerapah leher pendek punah dan yang hanya tersisa jerapah leher panjang hingga sekarang 2. Lamarck dengan Weismen Sebenarnya, Weisman berpendapat bahwa evolusi adalah suatu masalah yang menyangkut pewarisan genetika melalui sel-sel kelaminm atau dengan kata lain gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika. Jadi dapat dikatakan bahwa Weismen tidak sepenuhnya menentang teori evolusi darwin. Mengenai jerapah leher pendek Weismen berpendapat bahwa jerapah leher pendek gennya resesif sedangkan jerapah leher panjang gennya dominan. Berdasarkan hukum mendel perkawinan antara resesif dan mende akan menghasilkan organisme yang cenderung mempunyai sifat dominan. Dan bila ini terjadi terus menerus maka organisme resesif atau jerapah leher pendek semakin berkurang dan mengalami kepunahan 3. Weismen dengan Darwin Lamarck dikenal dengan paham Use and disuse yang secara sederhana di jelaskan sebagai berikut : 1. Mahkluk yang sederhana merupakan nenek moyang dari mahluk yang lebih kompleks 2. Mahluk hidup akan selalu beradaptasi dengan lingkungan dengan menggunakan organ tubuhnya 3. Organ tubuh yang sering di gunakan akan berkembang terus sedangkan yang tidak di gunakan akan menyusut lalu menghilang 4. Perubahan organ tubuh tersebut akan di wariskan ke keturunannya selanjutnya. Pendapat Lamarck tersebut di tentang oleh Weismann. Wiesmen berpendapat bahwa perubahan yang di sebabkan oleh lingkungan tidak dapat di wariskan ke keturunannya. Untuk membuktikannya Weismann melakukan percobaan dengan mengawinkan 2 ekor tikus yang ekornya telah di potong. Ternyata anak-anak tikus tersebut masih memiliki ekor. percobaan tersebut dilakukan hingga 21 kali dan hasilnya tetap sama. III. DISCUSSION Kami setuju (Pro) dengan beberapa teori evolusi yang di antaranya: 1. Teori Darwin yang menyatakan kepunahan jerapah leher pendek disebabkan seleksi alam karena jerapah memakan daun muda, sedangkan daun muda terletak di ujung pohon. semakin lama pohon semakin tinggi sehingga jerapah leher pendek tidak dapat memakan daun tersebut yang mengakibatkan jerapah tersebut mati bahkan sampai punah. 2. Teori William Palley yang menyatakan kekompleksan makhluk hidup merupakan bukti ciptaan Sang Maha Pencipta. Yang mana Sang Pencipta menciptakan manusia, hewan dan tumbuhan secara bersamaan sehingga tidak ada keterkaitan antara ketiga ciptaan Tuhan tersebut. 3. Teori George Cuvier mengemukakan Tuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan serta menciptakan dan menghancurkan bumi ini. Setiap diciptakannya makhluk hidup dapat menyesuaikan dengan alam di sekitarnya bukan berevolusi dari makhluk terdahulu. Dan kami tidak setuju (kontra) dengan beberapa teori evolusi yang di antaranya: 1. Teori Aristoteles yang menyatakan sistem klasifikasi makhluk hidup tidak memberikan tempat bagi bentuk-bentuk kehidupan baru yang muncul pada masa depan dan spesies memiliki bentuk yang tetap serta tidak mengalami perubahan. Akan tetapi menurut kami setiap spesies pasti akan mengalami perubahan walaupun sedikit. 2. Teori Erasmus Darwin yang menyatakan evolusi kehidupan dari “setetes kecil di lautan purba” hingga membentuk ikan, amphibi, reptil, dan manusia. Kami tidak setuju karena BELUM 3. Jean Baptiste de Monent de Lamarck berpendapat bahwa leher jerapah yang panjang merupakan akibat penarikan atau peregangan selama bertahun-tahun untuk mencapai daun-daun pada pucuk pohon sebagai makanannya sehingga leher itu tumbuh memanjang. Namun kami tidak setuju dengan teori tersebut karena selama bertahun-tahun jerapah tetap membutuhkan makanan, jadi sebelum leher jerapah itu panjang, jerapah tersebut akan mati. BELUM 4. Teori Charles Lyell berpendapat bahwa fosil-fosil yang ada dilapisan bumi memiliki hubungan yang saling berkaitan. Ia juga menunjukan fosil-fosil itu berubah secara bertahap dari tingkat yang paling muda hingga yang paling tua dan bumi mengalami perubahan-perubahan progresif yang lebih lambat.BELUM 5. Teori Darwin yang menyatakan spesies yang ada saat ini berasal dari spesies terdahulu. Karena dalam konteks agama, kebenaran teori Darwin memang sangat terkait dengan keyakinan agama bahwa Tuhan adalah pencipta semua makhluk hidup di dunia ini, sementara teori Darwin menyangkal terjadinya fenomena penciptaan tersebut dan menggantikannya dengan suatu konsep evolusi. IV. CONCLUSION Dari diskusi kelompok, kami menyetujui beberapa teori yaitu teori Darwin(Evolusi terjadi melalui seleksi alam),William Palley dan George Cuvier. Dan kami tidak setuju dengan teori Aristoteles, Erasmus Darwin, Lamarck, Charles Lyell dan Darwin(Spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies terdahulu ). V. REFERENSI Anonim. 2010. Pro Kontra Teori Evolusi. http://anggainc.blogspot.com/2010/02/pro-kontra-teori-evolusi-1.html [diakses tanggal 18 Mei 2013] Anonim. 2012. Pengertian dan Sejarah Teori Evolusi. http://bintangkarang.blogspot.com/ 2012/06/pengertian-dan-sejarah-kelahiran-teori.html [diakses tanggal 18 Mei 2013] Anonim. 2013. Teori-Teori Evolusi. http://teksbiologi.blogspot.com/2013/02/teori-teori-evolusi.html [diakses tanggal 18 Mei 2013] Gamlin, Linda. 2001. Jendela IPTEK: Evolusi. Jakarta: PT Balai Pustaka Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi. Solo : Istinum

Penemuan Bilangan Rasional

1. PENEMUAN DALAM BIDANG MATEMATIKA Salah satu penemuan dalam bidang matematika misalnya penemuan bilangan irrasional. Bilangan irrasional ditemukan oleh Hippasus. Hippasus dari Metapontum adalah seorang filsuf penganut aliran Phytagoras. Ia termasuk ke dalam golongan filsuf dari aliran Phytagoras Tua, yakni sebelum sekolah dari aliran Phytagoras di Kroton ditutup pada abad ke-5 SM. Awal penemuan bilangan irrasional tidak lepas dari bilangan-bilangan bulat yang telah dikenal saat itu. Bilangan-bilangan bulat adalah abstraksi yang timbul dalam proses menghitung kumpulan-kumpulan objek yang terbatas. Keperluan hidup sehari-hari meminta kita untuk selalu menghitung dan mengukur. Untuk mencukupi kebutuhan pengukuran ini tidak hanya dibutuhkan bilangan bulat saja melainkan juga diperlukan pecahan-pecahan, karena jarang sekali pengukuran dapat menghasilkan bilangan bulat. Bilangan-bilangan rasional dapat ditafsirkan dengan geometri yang sederhana (biasa disebut garis bilangan). Yaitu tandailah sebuah garis datar dengan titik 0 dan 1, titik 0 terletak disebelah kiri 1. Dari sini bilangan-bilangan negatif bisa ditunjukkan pada titik-titik disebelah kiri titik 0, bilangan-bilangan bulat positif disebelah kanan 1 sedangkan pecahan-pecahan q dapat dinyaktakan dengan titik-titik yang membagi tiap satuan selisih dalam q bagian yang sama. Dengan cara seperti itulah timbul kesenjangan, bahwa terdapat titik pada garis itu yang tidak mewakili bilangan rasional manapun. Para pengikut pythagoras menunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional yang menyatakan titik P dalam garis tersebut. Titik P tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Sehingga perlu diciptakan bilangan baru untuk menyatakan bilangan itu. Dari sinilah lahir bilangan irrasional. Untuk membuktikan bahwa panjang diagonal itu tidak terwakili bilangan rasional, sama dengan kita membuktikan V2 adalah irrasional. Yang kita butuhkan dalam hal ini memisalkan V2 bilangan rasional. Artinya ada bilangan bulat prima a dan b sedemikian sehinnga V2 = a/b. Sehingga b2 genap dan b pun genap. Tetapi tidak mungkin karena a dan b tidak mungkin genap karena a dan b relatif prima. Jadi asumsi bahwa V2 adalah rasional tidak mungkin. Bukti lainnya seperti yang telah dilakukan oleh Aristoteles (384-322 SM). Penemuan V2 ini menimbulkan sedikit kebingungan dalam barisan Pythagoras. Penemuan ini ternyata tidak hanya mengacaukan asumsi dasar, bahwa segala sesuatu berlandaskan bilangan bulat, tetapi karena batasan Pythagoras mengenai proporsi menganggap bahwa semua ukuran sejenis. Demikian besarnya skandal ini, sehingga beberapa waktu lamanya orang berusaha menyembunyikan soal tersebut, dan ada cerita lain yang mengatakan bahwa seorang pengikut Pythagoras, Hippasus, dibenamkan ke laut karena membeberkan rahasia tersebut pada orang luar. Untuk beberapa waktu lamanya V2 adalah satu-satunya bilangan irrasional yang dikenal. Baru kemudian menurut Plato, Thecdoris dari Cyrona menunjukkan bahwa V2, V5, V7, V8, V10, V11, V12, V13, V14, V17 juga merupakan bilangan irrasional. Kemudian sekitar 370 SM skandal itu diselesaikan oleh Eudexus yang cemerlang, seorang murid Plato dan murid dari Pythagoras, Archytas, dengan mengemukakan batasan baru tentang proporsi. Pembahasan Eudexus yang ulung tentang ketiadaan satuan ukuran sama dimuat dalam buku ke-lima unsur-unsur Euclides, dan pada dasarnya sama dengan uraian modern tentang bilangan-bilangan irrasional yang diberikan oleh Dedekind dalam tahun 1872. 2. KESIMPULAN Dari contoh penemuan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa matematika bukanlah ilmu science karena matematika hanya mengandalkan logika dan penalaran. Selain itu metode pembuktiannya tidak mengikuti metode science tetapi matematika menggunakan pembuktian deduktif sehingga matematika dianggap sebagai Mother of Science atau Queen of Science. Matematika sebagai ratu ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Banyak sekali cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan teori-teorinya didasarkan pada pengembangan konsep matematika. Sebagai contoh, banyak teori-teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep kalkulus, khususnya tentang persamaan differensial. Contoh lain, teori ekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang dikembangkan melalui konsep fungsi dan kalkulus tentang differensial dan integral. Dari kedudukan matematika sebagai pelayan ilmu pengetahuan, tersirat bahwa matematika sebagai suatu ilmu yang berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu dan sebagai penyedia jasa layanan untuk pengembangan ilmu-ilmu yang lain pula. 3. DARTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Penemu Bilangan Irrasional. http://tokoh-ilmuwan-penemu. blogspot.com/2009/10/tokoh-pra-socrates-pythagoras-dan.html\ [Diakses tanggal 29 April 2013] Ernan Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Komplementer. Bandung: JICA Hendroanto,Aan. 2012. Sejarah Bilangan Irrasional. http://aanhendroanto.blogspot. com/2012/06/sejarah-bilangan-irrasional-penemuan.html [Diakses tanggal 29 April 2013]

Kamis, 09 Mei 2013

Laporan Mengenai Ekosistem


LAPORAN BIOLOGI
ACARA VI
Mengenal Ekosistem

 
                                        Nama            :    Afi Latul Laili
                                        NIM             :    120210101115
                                        Kelas            :    B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
I.         JUDUL : MENGENAL EKOSISTEM
II.      TUJUAN
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem.
III.   DASAR TEORI
Organisasi kehidupan dalam biologi dimulai dari yang kecil dan sederhana sampai yang besar dan kompleks. Urutannya adalah sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme. Sementara itu jika kita lihat satuan organisasi dalam ekosistem maka urutannya adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Individu merupakan satuan fungsional dan struktural terkecil dalam ekosistem. Individu adalah satu makhluk hidup tunggal. Populasi merupakan sekelompok individu dari spesies makhluk hidup sejenis yang menempati suatu kawasan tertentu.dalam definisi tersebut yang sering dipermasahkan adalah istilah spesies. Sebenarnya ada berbagai macam definisi untuk spesies. Spesies dapat diartikan jenis individu yang memiliki struktur fisiologi yang sama. Komunitas merupakan kumpulan bermacam-macam populasi yang saling berinteraksi dan menempati kawasan tertentu. Di dalam komunitas terjadi interaksi di antara organisme-organisme yang membentuk komunitas baru. Ekosistem merupakan kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik yang meliputi semua komponen biotik dan abiotik. Biosfer merupakan kesatuan berbagai macam ekosistem, meliputi semua organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya sistem pendayagunaan energi dan daur ulang materi (Lakitan,1994:75)
Satu unit atau satuan fungsional dari makhluk hidup dan lingkungan disebut ekosistem. Di dalam ekosisitem itulah makhluk-makhluk hidup dan lingkungan melakukan interaksi satu sama dengan yang lainnya. Faktor-faktor atau komponen dalam satu ekosistem yang berfungsi di dalam interaksi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Komponen abiotik, seperti udara, air, tanah, tempat tanaman-tanaman tumbuh, mengisap mineral, tempat tinggal hewan dan manusia. Air merupakan tempat tinggal makhluk hidup air, sumber uap air di udara, sumber minuman untuk semua makhluk hidup. Udara merupakan sumber oksigen untuk bernapas dan untuk pembakaran, sumber karbondioksida untuk bahan proses fotosintesis. Sinar matahari merupakan sumber pertama dari semua energi bagi makhluk hidup dan proses fotosintesis. Unsur-unsur iklim menentukan corak dan jenis makhluk hidup pada suatu lingkungan.
b.    Komponen biotik meliputi produsen, konsumen, kelompok pengurai (Zainuddin,1982:125).
Produsen adalah semua organisme yang berklorofil. Produsen meliputi organisme bersel satu seperti ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Karena memiliki klorofil produsen mampu mengubah zat anorganik dengan pertolongan cahaya,sehingga disebut sebagai makhluk hidup autotrof. Dengan demikian produsen dapat menyediakan bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Konsumen seperti manusia, hewan dan tumbuhan lain yang tidak berklorofil tidak mampu memproduksi zat organik dari zat anorganik. Zat organik yang diperlakukannya berasal dari produsen atau hewan lain. Makhluk hidup yang tidak mampu menyusun zat organik sendiri disebut sebagai heterotrof. Oleh karena hewan dan tumbuhan yang tidak berklorofil mendapatkan zat organik dari organisme lain maka di dalam ekosistem organisme tersebut berfungsi sebagai pemakan/konsumen. Pengurai(decomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Syamsuri,2004:100).
Dalam hal ini, tidak ada penambahan lebih lanjut dalam biomassa dari tahun ke tahun. Istilah biomassa (atau standing crop) digunakan untuk melukiskan seluruh bahan organik yang terdapat dalam suatu ekosistem. Bila sebagian dari biomassa suatu komunitas tumbuhan dimakan, energi itu diteruskan ke pada suatu heterotrof, yang untuk keberadaannya bergantung pada energi tersebut. Misalnya belalang tumbuh dan melaksanakan seluruh kegiatannya berkat energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya. Pada gilirannya, herbivora menyediakan makan untuk hewan karnivora. Belalang tadi dapat dimakan oleh katak. Proses perpindahan energi dari makhluk ke makhluk lain dapat berlanjut. Katak dapat dimakan oleh ular hitam, yang gilirannya dapat dimakan oleh burung elang. Lintasan konsumsi makanan seperti itu disebut rantai makanan. Semua rantai makanan mulai dengan organisme autrofik, yaitu organisme yang melakukan fotosintesis seperti tumbuhan hijau. Organisme ini disebut produsen karena hanya mereka yang dapat membuat makan dari bahan mentah anorganik. Setiap organisme misalnya sapi atau belalang, yang merasa langsung memakan tumbuhan disebut herbivora atau konsumen primer. Karnivora seperti halnya katak, yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder. Karnivora sebagaimana ular, yang memakan konsumen sekunder dinamakan konsumen tersier da seterusnya. Setiap tingkatan konsumen dalam suatu rantai makanan disebut tingkatan trofik (Kimball,1983:959).
Makanan menjadi faktor yang makin lama makin bertambah penting dalam mempengaruhi kepadatan populasi, jika kepadatan populasi itu bertambah. Yang menyebabkan makanan menjadi penting sebagai faktor yang mempengaruhi penentu-penentu populasi bukanlah jumlahnya, tetapi perbandingan antara jumlah tadi dengan banyaknya individu yang memerlukan makanan. Jika makanan berlebihan dibandingkan dengan jumlah individu, makanan bukanlah suatu faktor dalam pemantapan kepadatan populasi. Jika makanan menjadi berkurang, maka antara individu-individu timbulah persaingan atau kompetisi untuk mendapatkan makanan tadi (Soemarwoto dkk,1973:35).
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan(hutan, padang rumput, semak belukar, ekositem tegalan) dan ekositem perairan(tawar, payau, asin). Alat yang digunakan untuk mengukur komponen abiotik ada beberapa macam diantaranya higrotermometer(untuk mengukur kelembapan dan suhu udara), anemometer(untuk mengukur kecepatan angin), soil meter(untuk mengukur pH tanah), luxmeter(untuk mengukur intensitas cahaya) dan masih banyak alat pengukur faktor abiotik yang lainnya (Waluyo dkk,2013:23).
Perairan di muka bumi menunjang dua ekosistem yang berbeda sama sekali: air tawar dan air laut. Keduanya berbagi ciri-ciri tertentu(misalnya tersedianya cahaya dan oksigen, adanya arus) yang menimbulkan masalah penyesuaian yang sama bagi penghuninya. Akan tetapi, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut demikian besar perbedaannya dalam kondisi osmotik yang dimuatnya sehingga relatif sedikit organisme dapat berpindah dari yang satu ke yang lainnya (Kimball,1983:979)

IV.   METODE PENELITIAN
1.      Alat
a.       Plot
b.      Higrotermometer
c.       Anemometer
d.      Alat tulis

2.      Bahan
a.       Ekosistem daratan (daerah sekitar kampus)
3.      Cara Kerja

Ekosistem daratan yang akan diamati ditentukan
Daerah pengamatan ditentukan dengan membuat kuadran 1 x 1 m2 pada derah pengamatan
Inventarisasi dilakukan untuk mencatat komponen abiotik dan biotik yang terdapat di dalamnya
Kelembapan, suhu udara dan kecepatan angin diukur dengan alat yang telah disediakan serta dicatat hasilnya
Diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut dibuat beserta daur energi yang ada di dalamnya
 

V.      HASIL PENGAMATAN

Komponen
Jenis
Jumlah atau Keterangan
Abiotik
Tanah
Batu
Cahaya
Daun kering
Suhu
Angin
Ranting daun
kelembapan
Liat berpasir
Kecil-kecil
Redup
527
30
Tenang(tidak terasa)
32
76%
Biotik
Tapak Liman
Rumput teki
Rumput begagan
Rumput A
Rumput B
Ulat
Lalat
Belalang coklat
Belalang hijau
Laba-laba
Semut merah
Semut hitam
26
35
7
126
251
1
1
6
3
3
15
28

Presentase Tiap Komponen Biotik:
a)      Tapak Liman
b)      Rumput teki
c)      Rumput begagan
d)     Rumput A
e)      Rumput B
f)       Ulat
g)      Lalat
h)      Belalang coklat
i)        Belalang hijau
j)        Laba-laba
k)      Semut merah
l)        Semut hitam

Presentase Produsen
Jumlah tanaman=26+35+7+126+251=445
% produsen=

Presentase Konsumen
Jumlah hewan=1+1+6+3+3+15+28=57
% konsumen=

VI.   PEMBAHASAN
Pada praktikum yang terakhir kali ini, dilakukan pengamatan pada daerah di sekitar kampus untuk mengetahui apa saja yang terdapat pada ekosistem daratan serta kedudukannya dalam ekosistem. Setelah dilakukan pengamatan ditemukan tanaman tapak liman, tumput teki, rumput begagan, rumbut anggap saja rumput A dan rumput B, ulat, lalat, belalang coklat, belalang hijau, laba-laba, semut hitam, semut merah, daun kering dan ranting kering pada daerah pengamatan. Setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui presentase dari setiap spesies yang ditemukan yaitu tapak liman 5,18%, rumput teki 6,97%, rumput begagan 1,4%, rumput A 25,1%, rumput B 50%, ulat 0,2%, lalat 0,2%, belalang coklat 1,2%, belalang hijau0,59%, laba-laba 0,59%, semut hitam 2,99%, semut merah 5,58%. Untuk pengukuran kelembapan dan suhu digunakan alat yang disebut dengan higrotermometer. Melalui alat tersebut dapat diketahui kelembapan pada daerah pengamatan sebesar 76% dan suhunya 30 .Daerah pengamatan tanahnya termasuk tanah liat berpasir karena masih terdapat batu-batu kecil dan cahaya pada saat dilakukan pengamatan yaitu redup serta anginnya cenderung tenang.
Dai semua komponen yang diamati, dapat dibedakan antara komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang bukan makhluk hidup yang diantaranya tanah, batu, cahaya, daun kering, ranting kering, suhu, angin dan kelembapan. Sedangkan tanaman tapak liman, rumput teki, rumput begagan, rumput A, rumput B, ulat, lalat, belalang coklat, belalang hijau, laba-laba, semut merah dan semut hitam termasuk komponen biotik karena termasuk makhluk hidup dan yang terpenting terdiri dari hewan dan tumbuhan.
Komponen biotik yang terdiri dari hewan dan tumbuhan ini yang ada pada ekosistem(manusia juga termasuk komponen biotik), tumbuhan memiliki kedudukan sebagai produsen karena tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis sehingga tumbuhan tersebut disebut komponen autotrof. Tumbuhan termasuk komponen autotrof karena tumbuhan mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi sinar matahari. Selain itu pada pengamatan terdapat beberapa macam hewan, hewan termasuk komponen heterotrof karena hewan tidak bisa menyediakan makanan sendiri sehingga memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanan dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Oleh karena itu hewan disebut sebagai konsumen. Sedangkan pada komponen abiotik seperti daun kering dan ranting kering ini lama-kelamaan akan terurai menjadi bahan organik. Berdasarkan teori yang ada penguraian tersebut dibantu oleh bakteri atau jamur yang disebut dengan pengurai/decomposer. Sehingga dari produsen, konsumen dan pengurai tersebut didapatkan hubungan bahwa produsen akan dimakan oleh konsumen kemudian konsumen tersebut setelah mati akan terurai menjadi zat organik, begitu juga dengan tumbuhan yang mati akan terurai pula menjadi zat organik. Dan berdasarkan hasil pengamatan presentase produsen lebih besar daripada presentase konsumen. Dimana presentase produsen 88,65% dan presentase konsumen 11,35%. Hal ini memungkinkan untuk mengurangi terjadinya kompetisi di antara beberapa konsumen yang ada pada ekosistem tersebut.
Dalam suatu ekositem akan terjadi proses makan memakan atau yang biasa disebut dengan rantai makanan. Pada komponen biotik, semua tumbuhan yang terdapat pada daerah pengamatan termasuk produsen karena semua tumbuhan hijau dapat membuat makanan sendiri. Sehingga tanaman tapak liman, tumput teki, rumput begagan, rumput A dan rumput B adalah produsen pada tingkatan tropik. Dan beberapa hewan yang ada kecuali laba-laba yaitu lalat, belalang coklat, belalang hijau, semut hitam, semut merah termasuk dalam konsumen tingkat 1 pada tingkatan tropik karena hewan-hewan tersebut termasuk kedalam herbivora. Sedangkan laba-laba termasuk ke dalam karnivora karena lalat memakan semut sehingga lalat termasuk ke dalam konsumen tingkat 2 pada tingkatan tropik. Sehingga pada tingkatan tropik produsen akan dimakan oleh konsumen tingkat 1 dan konsumen tingkat 1 akan dimakan oleh konsumen ttingkat 2 dan seterusnya.
VII.KESIMPULAN
1.    Dalam ekosistem terdapat dua komponen yaitu komponen abiotik, dari hasil pengamatan yang termasuk koponen abiotik adalah tanah, batu, cahaya, suhu, angin, kelembapan, daun kring dan ranting kering dan komponen biotik yang dari hasil pengamatan di antaranya tapak liman, begagan, rumput teki, ulat, lalat, belalang dan semut.
2.    Kedudukan komponen-komponen tersebut ada yang berkedudukan sebagai produsen dan ada pula yang berkedudukan sebagai konsumen. Dalam ekosistem yang termasuk produsen adalah semua tumbuhan sedangkan yang termasuk ke dalam konsumen adalah semua hewan yang ada dalam ekosistem.
3.    Pada ekosistem ada rantai makanan yang mana akan ada proses makan dan dimakan, pada tingkatan tropik produsen dimakan oleh konsumen tingkat 1 dan konsumen tingkat 1 akan dimakan oleh konsumen tingat 2.
















DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto,Idjah dkk . 1973 . Biologi Umum I . Jakarta : Gramedia
Waluyo,Joko dkk . 2013 . Petunjuk Praktikum Biologi Dasar . Jember : unej
Kimball,John W . 1983 . Biologi Jilid 3 Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga
Zainuddin,A.M . 1982 . Penuntun Kegiatan Dalam Biologi Dengan Metode Inquiry. Jakarta : Sastra Hudaya
Lakitan,B. 1994. Ekologi . Jakarta : Raja Grafindo Persada
Syamsuri,Istamar . 2004 . Biologi . Jakarta : Erlangga