LAPORAN
BIOLOGI
ACARA
I
Penggunaan Mikroskop serta Pengamatan Bentuk dan
Struktur Sel
Nama : Afi
Latul Laili
NIM : 120210101115
Kelas : B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I.
JUDUL
: Penggunaan
Mikroskop serta Pengamatan Bentuk dan struktur sel
II. TUJUAN
1.
Memperkenalkan
komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya.
2.
Mempelajari cara
menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.
3.
Mengamati bentuk
dan struktur sel hewan dan tumbuhan.
III. DASAR TEORI
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan
pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi,karena dapat digunakan untuk
mempelajari struktur dari benda-benda yang kecil. Ada 2 prinsip dasar yang
berbeda untuk mikroskop, yang pertama mikroskop optik dan yang kedua mikroskop
elektron. Mikroskop optik lebih sering digunakan dan sudah dimiliki oleh
sebagian besar dari sekolah menengah. Dari mikroskop optik ini perlu dibedakan
antara mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan
untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan. Jika yang diamati tebal
misalnya jaringan, harus dibuat sayatan yang tipis. Benda yang diamati biasanya
diletakkan di atas meja objek,dalam medium air dan ditutup dengan kaca penutup
yang tipis. Dapat juga diamati preparat awetan dalam medium balsam kanada.
Penyinaran diberikan dari bawah oleh sinar alam atau lampu. (Parjatmo
dkk,1987:1)
Secara garis besar mikroskop terdiri dari dua bagian
yaitu mekanik dan optik yang susunan masing-masing bagian masih sangat
tergantung dari tipe mikroskopnya. Bagian mekanik terdiri dari : statif
revolver,sekrup pengatur tubus kasar dan
halus, sekrup pengatur kondensor, sekrup pengatur posisi gelas benda dan
pengatur gelas benda. Bagian optik terdiri dari lensa objektif, okuler
,kondensor dan cermin .
Lensa obyektif yang terpasang pada revolver ada
kalanya 2,3 atau 4 tergantung dari tipe mikroskopnya yaitu objektif pendek
dengan kemampuan perbesaran yang rendah yaitu 10 kali ditandai pita hijau,
objektif yang panjang dengan kemampuan perbesaran 45 kali ditandai dengan pita
kuning dan yang berkemampuan paling besar dengan perbesaran 100 kali ditandai
pita hitam.
Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk
membuat bayangan semu yang terakhir, sehingga bayangan semu tersebut dapat
dilihat langsung dengan mata. Dalam praktek perbesaran mikroskop diperoleh dari
hasil kali perbesaran objektif dengan perbesaran okuler yang dapat dibaca pada
masing-masing objektif dan okuler.
Semakin pendek jarak titik api, lensa makin kuat
perbesarannya. Misalnya obyektif yang mempunyai perbesaran minimal mempunyai
jarak titik api 55mm,sedangkan obyektif yang mempunyai perbesaran
maksimal(120kali) mempunyai jarak titik api 1,5mm.
Kemampuan lain yang dimiliki oleh mikroskop adalah
daya pisah. Daya pisah adalah kemampuan suatu obyektif untuk memisahkan dua
buah titik yang sangat berdekatan di dalam struktur pada suatu obyektif. Jadi
makin besar kemampuan suatu obyektif makin kecil jarak dua buah titik yang
berdekatan yang dapat dilihat secara terpisah dengan mikroskop tertentu. (
Lelono,2002:1)
Cara menggunakan
mikroskop dengan sumber cahaya dari luar
Agar diperoleh daya
pisah yang maksimal, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Letakkan
mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai maksimal;
2. Atur
posisi cermin datar/cekung sedemikian rupa sehingga kaca kondensor menjadi
terang;
3. Naikkan
kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor;
4. Tempatkan
preparat di meja mikroskop;
5. Turunkan
tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentih gelas penutup;
6. Melalui
lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara memutar pengatur kasar
dan pengatur halus.
Catatan
: Pada saat menggunakan mikroskop, gunakan lensa okuler dan lensa obyektif
perbesaran lemah terlebih dulu. Aturlah celah diafragma sehingga diperoleh pencahayaan
yang cukup. (Waluyo dkk,2013 : 2)
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop:
1. Peganglah
erat-erat lengan mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain
pakailah menyangga kaki mikroskop.
2. Gunakan
mikroskop dengan lengan menghadap anda.
3. Meja
preparat harus tetap horisontal untuk menjaga agar preparat tidak jatuh.
4. Bersikan
lensa hanya dengan menggunakan kertas lensa.
5. Biasakan
kedua mata anda tetap terbuka ketika mengamati preparat, anda akan segera
belajar untuk tidak peduli pada bayangan meja dan disi mikroskop.
6.
Setelah selesai
menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jarak antara lensa
obyektif dengan meja mikroskop. Aturlah cermin dalam posisi tegak,
masing-masing cermin cekung dan datar menghadap arah samping. Bersihkan meja
mikroskop dari kotoran dan tumpahan medium dengan menggunakan tissue.
(Waluyo,1993:7)
Bentuk dan struktur sel
Pada
tahun 1665 Robert Hooke (ahli fisika dan matematika inggris), menemukan
bentuk-bentuk mikroskopis dalam gabus dan dalam batang bermacam-macam tumbuhan.
Dalam gabus ia melihat berisan-barisan rapi yang terdiri dari kompartemen-kompartemen
(Latin;com= dengan ,+ partiri= membagi) berdinding tebal yang
mengingatkannya kepada sarang lebah. Oleh karena itu kompatemen-kompartemen ini
disebutnya “sel”. (Soemarwoto dkk,1990:150)
Sel
adalah unit struktural dan unit fungsional dasar dari setiap organisme. Sel
mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi serta mempunyai struktur tertentu.
Tiap bagian sel mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Bentuk sel bermacam-macam
tergantung dari fungsinya. Ada yang berbentuk bulat(sel telur,eritrositI,
berbentuk batang(sel epitel), berbentuk seperti kumparan(sel-sel otot polos),
berbentuk seperti bintang(sel jaringan pengikat), berbentuk seperti
laba-laba(sel syaraf). Beberapa sel tertentu dapat berubah bentuknya. Sel yang
demikian disebut sel ameboid. Misalnya sel Amoeba dan sel-sel darah
putih(leukosit). Ukuran sel bervariasi tergantung dari organismenya. Ada
sel-sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop ada pila yang dapat dilihat
dengan mata biasa. Kebanyakan sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai ukuran
berkisar antara 1-100
(1
=1 mikron=0,001mm). (Soesilo,1986:1)
Seperti
telah kita ketahui bahwa salah satu ciri yang membedakan antara hewan dan
tumbuhan dapat dilihat secara struktural yaitu melalui pengamatan secara
mikroskopis. Pada umumnya sel hewan maupun sel tumbuhan mempunyai ukuran 30
-50
. Dalam sayatan segar yang diamati di
bawah mikroskop biologi, sel tersebut terlihat sangat transparan. Biasanya yang
dapat kita lihat dengan cukup jelas adalah dinding sel, sitoplasma, inti/nukleus
dan kadang-kadang butir-butir inti/nukleus dan vakuola. Untuk dapat mengamati
struktur sel yang lebih jelas, maka sel tersebut harus difiksasi dan diwarna
terlebih dahulu. Fiksasi di sini bertujuan untuk mematikan sel secara cepat
sehingga menjaga agar strukturnya sedapat mungkin tidak berubah. Sedangkan
tujuan pewarnaan adalah agar dapat dibedakan dengan jelas struktur
bagian-bagiannya. (Parjatmo dkk,1987:4)
1. Sel
Hewan
Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya
hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan
khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan
keras. Cangkok tersebut umumnya tersusun atas zat kersik dan felikel, dijumpai
misalnya pada Euglena dan Radiolaria. Secara umum sel hewan tidak memiliki
vakuola. Jika da vakuola, ukurannya sangat kecil. Pada beberapa jenis hewan
bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada Amoeba dan Paramecium. Terdapat
dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil(alat osmoregulasi) dan vakuola non
kontraktil(penyimpanan makanan). Bagian paling besar pada sel hewan adalah
nukleus. Dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol ini
terdapat dalam satu tempat yang disebut sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap
sentriol memisahkan diri menuju kutup yang berlawanan dan memancarkan
benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom. (Waluyo,2010:7)
2. Sel
Tumbuhan
Bagian terluar dari sel tumbuhan adalh dinding sel.
Dinding sel berfungsi sel berfungsi sebagai pelindung dan penunjang. Sel
tumbuhan memiliki vakuola yang lebih besar (dibanding sel hewan). Vakuola sel
tumbuhan bersifat menetap. Selain itu sel tumbuhan memiliki organel yang tidak
terdapat di dalam sel hewan, fungi maupun prokariotik seperti bakteri dan
ganggang hijau-biru yaitu plastida. Bentuk plastida bisa bulat, oval maupun
cakram. Plastida dibedakan menjadi leukoplas, kromoplas dan kloroplas, dimana
ketiganya merupakan perkembangan dari proplastida(plastida muda). (Waluyo,2010:8)
Perbedaan
Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel
Tumbuhan
|
Sel
hewan
|
|
Ukuran sel
|
Besar
|
Lebih kecil
|
Bentuk
|
Tetap
|
Tidak tetap
|
Dinding sel
|
Ada tersusun atas selulosa
|
Tidak ada
|
Plastida
|
Ada
|
Tidak ada
|
Vakuola
|
Besar
|
Tidak ada namun jika ada kecil
|
Cadangan makanan
|
Dalam bentuk butiran (granul) pati
|
Dalam bentuk butiran glikogen
|
Sentrosom
|
Tidak ada
|
Ada
|
Lisosom
|
Tidak ada
|
Ada
|
Glioksisom
|
Ada
|
Tidak ada
|
Badan golgi
|
Diktiosom
|
Ada
|
Sentriol
|
Tidak ada
|
Ada
|
Struktur
sel secara anatomis dibagi menjadi 3 bagian yaitu selaput plasma,sitoplasma
beserta organel sel dan intisel(nukleus).
a. Membran
sel merupakan lapisan yang melindungi sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi
bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan oleh sel.(Waluyo,2010:9)
b. Dinding
sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk
membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri,
fungi(jamur), dan alga Meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel terdiri dari selulosa yang kuatyang dapat memberikan sokongan,
perlindungan, dan untuk mengekaklkan bentuk sel. (Waluyo,2010:11)
c. Sitoplasma
merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membran plasma. Penyusun utama dari
sitoplasma adalah air(90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta
sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. (Waluyo,2010:12)
d. Ribosom
yang merupakan kompleks yang terbuat dari RNA ribosom dan protein merupakan
komponen seluler yang melaksanakan
sintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi memiliki
ribosom dalam jumlah yang sangat banyak. (Campbell,2010:112)
e. Retikulum
endoplasma merupakan jejaring luas tubulus dan kantong yang dibatasi membran, membran
ini memisahkan lumen dari sitosol dan tersambung dengan selaput nukleus. Ada dua
macam retikulum yaitu RE halus yang berfungsi untuk sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat, penyimpanan Ca2+ dan detoksifikasi obat dan racun. Dan
RE kasar yang berfungsi untuk membantu sintesis protein dan berbagai protein
lain dari ribosom terikat, menambahkan karbohidrat ke glikoprotein serta
menghasilkan membran baru. (Campbell,2010:112)
f. Aparatus
Golgi merupakan tumpukan kantong pipih bermembran yang memiliki polaritas (sisi
Cis dan Trans). Yang berfungsi untuk modifikasi protein, sintesis banyak
polisakarida, pemilahan produk-produkgolgi yang kemudian dilepaskan dalam
vesikel. (Campbell,2010:114)
g. Lisosom
adalah kantong bermembran yang berisi enzim-enzimhidrolitik yang digunakan oleh
sel hewan untuk mencerna makromolekul. (Campbell,2010:115)
h. Vakuola
adalah vesikel yang dibatasi membran dengan fungsi yang berbeda-beda pada jenis
sel yang berbeda-beda yang berfungsi sebagai alat pencernaan.
(Campbell,2010:116)
i.
Mitokondria
diselubungi oleh dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda
fostolipid dengan sekumpulan unit protein yang yang tertanam di dalam dan
berfungsi sebagai respirasi seluler. (Campbell,2010:118)
j.
Kloroplas adalah
suatu anggota terspesialisasi dari famili organel-organel tumbuhan yang
berkerabat dekat yang disebut plastida yang berfungsi dalam fotosintesis.
(Campbell,2010:118)
k. Peroksisom
adalah kompartemen metabolik terspesialisasi yang dibatasi oleh satu membran
tunggal. Peroksisom mengandung enzim-enzim yang mentransfer hidrogen dari
berbagai substrat ke oksigen menghasilkan hidrogen peroksida(H2O2).
(Campbell,2010:120)
l.
Inti sel atau nukleus
sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Oruganel ini mengandung
sebagaian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang
yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon.
Fungsi utama nukeus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. (Waluyo,2010:26)
IV. METODE PENELITIAN
1. Alat
a) Mikroskop
b) Gelas
objek atau kaca benda
c) Gelas
penutup atau kaca penutup
d) Scalpel
e) Pipet
tetes
f) Beaker
glass
g)
Silet
2. Bahan
a) Potongan
kertas yang bertuliskan huruf “d” atau “b”
b) Alkohol
c) Sel
epitel rongga mulut
d) Methilen
blue
e) Umbi
lapis bawang merah
f) Air
g) Daun
bayam
3. Cara Kerja
a) Pengamatan
Potongan Huruf “d” atau “b”
- Potongan huruf “d” atau “b” diletakkan pada gelas obyek dan ditutup perlahan-lahan dengan gelas penutup
- Preparat diamati dengan menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah
- Letak bayangan dibandingkan dengan letak obyek yang diamati
- Preparat digeser dari kiri ke kanan sambil memandang ke dalam okuler
|
b) Pengamatan
Bentuk dan Struktur Sel
- Pengamatan epitel rongga mulut ( sel hewan)
- Scalpel dibersihkan dengan alkohol
- Bagian rongga mulut dikorek dengan menggunakan scalpel
- Hasil korekan diletakkan pada kaca benda
- Hasil korekan ditetesi dengan sedikit methilen blue
- Kemudian hasil korekan tersebut ditutup dengan kaca penutup
- Preparat diamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
- Hasil pengamatan digambar dan diberi keteranga
2. Pengamatan umbu lapis bawang merah
- Selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah diambil dengan silet
- Hasil irisan diletakkan pada kaca benda
- Hasil irisan ditetesi dengan sedikit air
- Kemudian hasil irisan ditutup dengan kaca penutup
- Preparat diamati dibawah mikroskop
- Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan
- Pengamatan sel bawang merah ( sel tumbuhan)
3. Pengamatan
sel daun bayam (sel tumbuhan)
- Daun bayam disayat melintang dengan menggunakan silet
- Hasil sayatan diletakkan pada kaca benda
- Hasil sayatan ditetesi dengan sedikit air
- Kemudian hasil sayatan ditutup dengan kaca penutup
- Preparat diamati dibawah mikroskop
|
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan
pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi karena mikroskop berfungsi untuk
melihat benda-benda renik atau berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
langsung dengan kasat mata. Sehingga dengan menggunakan mikroskop dapat
meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang. Mikroskop terdiri dari dua bagian
yaitu optik dan mekanik yang susunan masing-masing bagian masih sangat tergantung
dari tipe mikroskopnya. Untuk bagian mekanik terdiri dari: tabung
mikroskop,pengatur kasar,pengatur halus,revolver,diafragma,meja
mikroskop(kondensor),penjepit kaca,lengan mikroskop dan kaki mikroskop. Adapun
fungsi-fungsinya yaitu tabung mikroskop yang berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungkan lensa obyektif dan lensa okuler, pengatur kasar yang berfungsi
untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat sedangkan pengatur halus
berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara lambat, revolver
berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa obyektif dengan cara memutarnya,
difragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, meja
mikroskop(kondensor) berfungsi sebagai tempat meletakkan obyek yang akan diamati,
penjepit kaca berfungsi untuk menjepit gelas objek agar tidak mudah bergeser,
lengan mikroskop berfungsi untuk pegangan mikroskop dan kaki mikroskop
berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop. Sedangkan bagian optik
terdiri dari lensa okuler,obyektif dan cermin. Adapun fungsi-fungsinya yaitu
lensa okuler berfungsi untuk membentuk bayangan maya,tegak dan diperbesar dari
lensa obyektif, lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat.
Lensa obyektif sendiri berfungsi untuk membentuk bayangan nyata,terbalik dan
diperbesar, lensa obyektif ini adalah lensa yang dekat dengan benda yang
diamati. Dan untuk cermin(reflektor) berfungsi untuk memantulkan cahaya dari
cermin ke meja mikroskop melalui lubang pada meja mikroskop(diafragma). Ada 2 jenis
cermin yaitu cermin datar dan cekung. Apabila sumber cahayanya lemah misalnya
cahaya lampu sebaiknya menggunakan cermin cekung sedangkan apabila sumber
cahayanya kuat misalnya cahaya matahari yang menembus ruangan sebaiknya
menggunakan cemin datar.
Sebelum kita menggunakan mikroskop kita harus tahu
cara-cara menggunakan mikroskop yang benar. Adapun cara-caranya yaitu yang pertama
meletakkan mikroskop pada tempat yang rata dan terang. Kemudian buka diafragma
sampai maksimal. Mengatur cermin datar/cekung sedemikian rupa sehingga kaca
kondensor menjadi terang, apabila sumber cahaya cukup terang gunakan cermin
datar saja sedangkan apabila sumber cahayanya kurang terang gunakan cermin
cekung saja. Setelah itu naikkan meja mikroskop(kondensor) sampai maksimal dengan
memutar tombol kondensor kemudian meletakkan preparat pada meja mikroskop. Jika
jarak antara lensa obyektif dan meja mikroskop terlalu jauh maka turunkan
tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh gelas penutup. Dan
setelah itu melalui lensa okuler amati preparat yang sudah disediakan sampai
terfokus dengan cara memutar pengatur kasar dan pengatur halus. Sebaiknya
ketika menggunakn mikroskop, menggunakan lensa okuler dan lensa obyektif dengan
perbesaran lemah terlebih dahulu.
Objek yang dapat diamati menggunakan mikroskop dapat
menggunakan preparat awetan atau preparat dengan cara disiapkan sendiri oleh
pengamatnya. Cara menyiapkan preparat atau bahan yang akan diamati di bawah
mikroskop dapat dilakukan dengan cara mengiris atau menyayat secara tipis
bagian yang akan diamati agar preparat tersebut dapat ditembus cahaya. Hal
tersebut dilakukan apabila benda yang akan diamati tebal. Setelah itu dapat
juga dilakukan pewarnaan agar dapat diamati strukur selnya secara jelas.
Setelah itu meletakkan hasil sayatan atau irisan tersebut pada gelas objek dan
menutupnya dengan gelas penutup. Kemudian melakukan pengamatan preparat
tersebut dengan menggunakan mikroskop.
Dari hasil pengamatan dilakukan beberapa pengamatan
pada potongan huruf “d” dan “b”, serta pengamatan pada sel epitel rongga
mulut,sel umbi lapis bawang merah dan sel daun bayam. Pada hasil pengamatan berupa
preparat huruf “d”mengalami perubahan menjadi kebalikannya yaitu huruf “p”setelah
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 kali. Hal ini terjadi karena
mikroskop menggunakan prinsip penggabungan lensa okuler dan lensa obyektif
sehingga bayangan yang dihasilkan bersifat maya,terbalik dan diperbesar. Ketika
preparat huruf “d” tersebut digeser ka kanan, bayangannya bergeser ke kiri dan
sebaliknya ketika preparat tersebut digeser ke kiri, bayangannya bergeser ke
kanan. Sedangkan ketika preparat tersebut digeser ke atas bayangannya bergeser
ke bawah dan sebaliknya juga ketika bayangan tersebut digeser ke bawah,
bayangannya bergeser ke atas. Dari pergeseran tersebut kita dapat mengetahui
luas bidang pandangnya, luas bidang pandang pada mikroskop sama dengan luas
lingkaran. Untuk selisih batas pergeseran ke kanan dan ke kiri diperoleh 7
mm,ini berarti adalah diameter dari lingkarannya. Sehingga setelah dilakukan
perhitungan dapat diperoleh luas bidang pandang ke arah kanan dan kiri pada
mikroskop adalah 10,99mm2. Untuk selisih batas pergeseran ke atas
dan ke bawah diperoleh 28,5 mm. Sehingga setelah dilakukan perhitungan dapat
diperoleh luas bidang pandang ke arah atas dan bawah pada mikroskop adalah 89,49
mm2.
Dan ketika preparat huruf “b” dilakukan pergeseran
juga mengalami pergeseran yang sama seperti yang tejadi pada preparat huruf “d”
di atas. Ketika digeser ka kanan, bayangannya bergeser ke kiri dan sebaliknya
ketika preparat tersebut digeser ke kiri, bayangannya bergeser ke kanan.
Sedangkan ketika preparat tersebut digeser ke atas bayangannya bergeser ke
bawah dan sebaliknya juga ketika bayangan tersebut digeser ke bawah,
bayangannya bergeser ke atas. Namun dalam hal bayangan yang dihasilkan setelah
dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop berbeda. Hasil pengamatan
berupa preparat huruf “d”mengalami perubahan menjadi kebalikannya yaitu huruf
“q”setelah diamati dengan perbesaran 40 kali. Dan untuk selisih batas
pergeseran ke kanan dan ke kiri diperoleh 1,35 mm. Sehingga setelah dilakukan
perhitungan dapat diperoleh luas bidang pandang ke arah kanan dan kiri pada
mikroskop adalah 4,239mm2. Untuk selisih batas pergeseran ke atas
dan ke bawah diperoleh 2,5 mm. Sehingga setelah dilakukan perhitungan dapat
diperoleh luas bidang pandang ke arah atas dan bawah pada mikroskop adalah 7,85
mm2.
Sel epitel hampir ditemukan di seluruh permukaan
tubuh. Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan sel epitel pada rongga
mulut. Dan untuk pengamatan pada sel epitel rongga mulut terlihat bagian-bagian
selnya yang diantaranya membran sel,inti sel dan sitoplasma. Bentuk dari sel
epitel bentuknya pipih dan berubah-ubah. Sel epitel rongga mulut merupakan
salah satu contoh sel hewan, maka terlihat jelas sel epitel rongga mulut tidak
memiliki dinding sel namun memiliki membran sel.
Pada pengamatan sel bawang merah diperoleh
bagian-bagiannya yakni dinding sel dan ruang antar sel. Sel bawang merah memang
tampak sangat sederhana, namun sebenarnya sel bawang merah sangatlah kompleks.
Dinding sel bawang merah terlihat sangat rapat dengan selnya berbentuk segienam
beraturan. Sedangkan pada pengamatan daun bayam dapat dilihat bentuk selnya
dapat terlihat jelas antara lain epidermis,korteks dan berkas pengangkut.
Dengan melakukan pengamatan pada sel epitel rongga
mulut, sel bawang merah dan sel daun bayam kita dapat mengetahui perbedaan antara
sel hewan dan sel tumbuhan. Sel epitel rongga mulut termasuk sel hewan
sedangkan sel bawang merah dan sel daun bayam termasuk sel tumbuhan. Adapun
perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan yaitu sel tumbuhan mempunyai
dinding sel sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel namun memiliki
membran sel. Bentuk dari sel hewan cenderung tetap namun bentuk dari sel hewab
tidak tetap atau berubah-ubah. Jika dibandingkan dengan literatur, sel hewan
memiliki dinding sel,vakuola dan kloroplas sedangkan sel hewan tidak memiliki
dinding sel,vakuola dan kloroplas. Selain itu sel hewan memiliki
sentrosom,sentriol,lisosom dan badan golgi namun sel tumbuhan tidak memiliki
keempat organel tersebut.
VII.KESIMPULAN
1. Komponen
– komponen mikroskop terdiri dari lensa okuler, lensa obyektif, tabung
mikroskop, pengatur kasar, pengatur halus, revolver, cermin, diafragma, meja
mikroskop(kondensor), penjepit kaca, lengan mikroskop dan kaki mikroskop.
2. Cara-cara
menggunakan mikroskop yaitu meletakkan mikroskop pada tempat yang rata dan
terang. Kemudian buka diafragma sampai maksimal. Mengatur cermin datar/cekung
sedemikian rupa sehingga kaca kondensor menjadi terang Setelah itu naikkan meja
mikroskop(kondensor) sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor kemudian
meletakkan preparat pada meja mikroskop. Jika jarak antara lensa obyektif dan
meja mikroskop terlalu jauh maka turunkan tabung mikroskop sampai lensa
obyektif hampir menyentuh gelas penutup. Dan setelah itu melalui lensa okuler
amati preparat yang sudah disediakan sampai terfokus dengan cara memutar
pengatur kasar dan pengatur halus.
3. Cara
menyiapkan preparat atau bahan yang akan diamati di bawah mikroskop dapat
dilakukan dengan cara mengiris atau menyayat secara tipis bagian yang akan
diamati agar preparat tersebut dapat ditembus cahaya. Setelah itu dapat juga
dilakukan pewarnaan agar dapat diamati strukur selnya secara jelas. Setelah itu
meletakkan hasil sayatan atau irisan tersebut pada gelas objek dan menutupnya
dengan gelas penutup. Kemudian melakukan pengamatan preparat tersebut dengan
menggunakan mikroskop.
4. Bentuk
sel hewan tidak tetap atau berubah-ubah. Selain itu pada sel hewan tidak
memiliki dinding sel,vakuola dan kloroplas. Namun sel hewan memiliki
sentrosom,sentriol,lisosom dan badan golgi.
5.
Bentuk sel
tumbuhan cenderung tetap dan memiliki dinding sel,vakuola dam kloroplas.
Namunsel tumbuhan tidak memiliki sentrosom,lisosom dan badan golgi.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil.
A dan Jane B. Reece.2010.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Lelono,Asmoro.
2002. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar 1. Jember : unej
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan
Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa
Soemarwoto,Idjah
dkk.1990.Biologi Umum II. Jakarta : Gramedia
Soesilo
dkk.1986.Buku Materi Pokok 1 Biologi. Jakarta : Karunia
Waluyo,Joko
.1993.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : unej
Waluyo,Joko
dkk.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Waluyo,Joko.2010.Biologi
Umum. Jember : unej
0 komentar:
Posting Komentar