LAPORAN
BIOLOGI
ACARA
V
Keanekaragaman Organisme Hewan dan Tumbuhan
Nama : Afi
Latul Laili
NIM : 120210101115
Kelas : B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2013
I.
JUDUL
: Keanekaragaman
Organisme Hewan dan Tumbuhan
II. TUJUAN
1. Mahasiswa
bisa menjelaskan struktur morfologi hewan invertebrata dan vertebrata
2. Mahasiswa
bisa menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi
III. DASAR TEORI
Di dalam ekosistem terdapat berbagai jenis hewan
tersebut memiliki kebutuhan yang sama tetapi mereka mereka memiliki perbedaan
dan persamaan. Perbedaan itu meliputi struktur dan bentuk tubuhnya. Perbedaan
yang nyata memungkinkan mereka dikenali sebagai kelompok yang berbeda.
Perbedaan tersebut menunjukkan adanya kenekaragaman. Klasifikasi kingdom
animalia berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Hewan Tidak Bertulang
Belakang (Invertebrata)
Invertebrata merupakan hewan tidak bertulang
belakang. Sebagian besar invertebrata mempunyai habitat di air atau tempat
lembab. Organ tubuh invertebrata sebagian besar belum sempurna, baik
organ-organ penyusun sistem respirasi , ekskresi, pencernaan, koordinasi dan
sistem reproduksi. Beberapa invertebrata bermanfaat bagi manusia tetapi ada
juga yang membahayakan bagi manusia. (Waluyo,2010:93)
Phylum invertebrata terdiri atas porifera,
merupakan hewan yang berlubang-lubang(berpori) hidup di air tawar, di rawa, di
laut dangkal, dan air jernih yang tenang. Tubuhnya tersusun dari jaringan
diploblastik atau dengan dua lapisan jaringan. Lapisan luar terdiri dari
lapisan epidermis dan lapisan dalam terdiri dari sel-sel leher atau sel
koanosit. Bentuk tubuhnya menyerupai vas bunga, memiliki rongga
tubuh(spongosol) dan lubang keluar(oskulum), tubuhnya lunak dengan permukaan
berpori(ostium). Porifera menguntungkan manusia karena sponsnya dapat digunakan
untuk alat gosok tubuh. Tubuh porifera yang mati juga dapat digunakan sebagai
hiasan. (Jasin,1989:82)
Coelenterata merupakan hewan
berongga. Disebut juga bintang karang laut karena penyusun karang laut yang
tersusun atas kapur dan silikat. Hidup melekat membentuk kelompok atau koloni
yang bercabang-cabang. Umumnya hidup di laut namun beberapa jenis ada juga di
air tawar. Tubuh coelenterata berbentuk tabung yang hidup melekat namun ada
pula yang berbentuk payung dan hidup bebas. Rongga dalam tabung bertindak
sebagai saluran pencernaan. Di sekeliling mulut terdapat lima lengan atau lebih
yang tersusun radian. Lengan dan tubuh dapat bergerak karena mengandung sel
otot dan sel kulit. Sistem saraf tersebar. (Waluyo,2010:95)
Platyhelmintes, pemberian nama
pada hewan ini sangat tepat. Hewan ini simetris bilateral dengan sisi kiri dan
kanan, permukaan dorsal dan ventral dan juga anterior dan posterior. Dua kelas
cacing pipih semata-mata terdiri atas bentuk-bentuk parasit. Cacing hati
dewasa(Kelas Trematoda) melekat pada inangnya dengan alat penghisap yang
terdapat dipermukaan ventral. Banyak yang menghasilkan larva yang juga merupakan
parasit tetapi pada inang yang berbeda, biasanya beberapa spesies siput. Cacing
pita(Kelas Cestoda), sepertinya halnya cacing hati merupakan parasit. Hewan
dewasa hidup dalam usus inangnya dan menyerap zat makanan dari sekelilingnya.
Sebagian besar cacing pita membutuhkan dua atau lebih inang untuk menyelesaikan
daur hidupnya. Manusia dapat ditulari cacing pita karena makan ikan, daging
sapi dan babi yang tidak matang. (Kimball,1983:900)
Nemathelmintes merupakan cacing
gilik yang tubuhnya berbentuk meruncing pada kedua ujungnya dan tertutup
kutikula yang licin dengan garis yang melingkar halus. Ada yang hidup bebas
dalam tanah yang lembab, ada pula yang hidup parasit dalam saluran pencernaan,
otot, bawah kulit dan jaringan tubuh pengikat tompangan. Pada nemathelmintes
yang parasit ada yang memiliki tingkat hidup larva yang menempuh perjalanan
hidup sementara di tanah atau dalam cairan tubuh tompang. Contoh: cacing gelang
dan cacing tambang. (Waluyo,2010:96)
Annelida, cacing dari Phylum
ini bersegmen artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang berulang-ulang.
Meskipun beberapa struktur seperti saluran pencernaan terdapat disepanjang
tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada
segmen demi segmen. Dari luar segmentasi ini tampak seperti rangkaian cincin.
Ciri-ciri khas lain annelida adalah simetri bilateral, suatu sistem peredaran
yang efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem pembuluh dari tertutup
dan sistem saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di bagian
ventral. Pada phylum annelida ditemukan 8900 spesies yang dibagi menjadi tiga
kelas. Kelas yang terbesar adalah Polychaeta yang terdiri atas cacing
laut seperti cacing palolo. Cacing tanah biasa dan sejumlah cacing air tawar
adalah anggota kelas Oligochaeta. Kelas ketiga Hirudinea terdiri
atas lintah. (Kimball,1983:906)
Mollusca merupakan hewan
bertubuh lunak. Tubuh dilindungi oleh rangka yang tersusun atas kapur yang
sangat keras dan dilapisi bahan tanduk. Rangka ini disebut shell. Shell
ada yang dapat membuka, ada yang tetap tertutup dan lewat salah satu
lubangnyalah kepala dan kaki binatangnya dapat dijulurkan. Umumnya hidup di
air, sedikit ada juga di darat. Yang di air bernapas dengan insang, yang di
darat dengan paru-paru. Memakan hancuran tubuh makhluk atau bagian tumbuhan
segar. Contoh: siput, cumi dan bekicot. (Waluyo,2010:97)
Arthropoda berkaitan dengan
bangun tubuhnya yang beruas-ruas, eksoskeleton yang keras dan tonjolan yang
berbuku(arthropoda berarti ‘kaki berbuku’). Tubuh arthropoda sepenuhnya
ditutupi oleh kutikula, suati eksoskeleton yang terbuat dari lapisan-lapisan
protein dan polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan keras pada
beberapa bagian tubuh maupun setipis kertas dan pleksibel di bagian-bagian lain.
Beberapa kelas pada Arthropoda yaitu Arachnida merupakan kelompok yang mencakup kalajengking,
laba-laba, caplak dan tungau. Arachnida memiliki sefalotoraks yang terdiri dari
enam pasang tonjolan: kelisera, sepasang tonjolan yang disebut pedipalpus berfungsi
dalam mengindra, mencari makanan atau reproduksi dan empat pasang kaki untuk
berjalan. Laba-laba menggunakan kelisera mirip taring yang dilengkapi dengan
kelenjar bisa untuk menyerang korban. Kaki seribu (Kelas Diplopoda)
memiliki kaki yang berjumlah banyak walaupun kurang dari seribu seperti
namanya. Tidak seperti kaki seribu, lipan(Kelas Chilopoda) adalah
karnivor. Setiap segmen pada daerah batang tubuh lipan memiliki sepasang kaki. Serangga(kelas
Insekta) memiliki lebih banyak spesies daripada semua makhluk lain
apabila digabungkan. Crustacea biasanya memiliki tonjolan
yang sangat terspesialisasi. Lobster dan udang karang misalnya memiliki
seperangkat tonjolan berjumlah 19 pasang. Tonjolan yang paling interior adalah
antena. Crustacea adalah salah satunya arthropoda dengan dua pasang antena.
Tiga pasang tonjolan atau lebih termodifikasi sebagai bagian mulut, termasuk
mandibula yang keras. Kaki jalan terdapat pada thoraks dan tidak seperti
serangga crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya. Tonjolan yang hilang
dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton berikutnya. (Campbell,2012:257)
Echinodermata merupakan hewan
berduri. Tubuh berduru yang ditunjang oleh tonjolan dari keping-keping kapur
yang menjadi rangka tubuh dan berbentuk simetri radial. Badan memipih bulat
seperti bola, memanjang seperti bintang. Di antara duri terdapat insang dan
alat pengambilan makanan berupa tonjolan halus. Terdapat sistem vaskuler air
yaitu sistem tabung yang berisi cairan darah atau limpa dan membuka keluar
lewat lubang yang disebut medoporit. Mempunyai kaki yang membantu
pergerakan dan respirasi. Hewan ini hidup di laut. Contoh: bintang laut dan
teripang. (Waluyo,2010:99)
2.
Hewan Bertulang
Belakang (Vertebrata)
Vertebrata memiliki rangka dalam yang tersusun atas
tulang. Rangka itu beruas-ruas, dilekati otot sebelah luarnya. Memiliki sistem
saraf pusatdan sistem saraf tepi. Vertebrata ini umumnya hewan tingkat tinggi
yaitu hewan yang memiliki organ khusus untuk melakukan fungsi tertentu.
Ciri-ciri hewan bertulang belakang memiliki tulang belakang, perkembangbiakan
umumnya secara generatif, susunan saraf terletak di bagian ordosal yaitu
diantara saluran pencernaan. Hewan bertulang belakang dibagi menjadi lima kelas.
(Waluyo,2010:100)
Ikan (Pisces), tubuh ikan terdiri
atas caput, truncus dan cauda. Kulit(cutis) terdiri atas dermis dan epidermis.
Sisik-sisik yang menutupi tubuhnya terbuat dari jaringan tulang dan jari-jari
sirip dapat dianggap sebagai eksoskeleton. Jantung ikan mempunyai satu
ventrikel sehingga berdarah dingin. Pisces hidup di air, hewan dari kelas ini
belum mempunyai rahang sehingga bentuk mulutnya seperti cacing, bernapas dengan
insang. Bentuk tubuhnya torpedo untuk memudahkan bergerak dalam air. (Waluyo,2010:100)
Sebagai contoh ikan Osteichthyes atau ikan bertulang
adalah ikan mas atau Cyprinus carpio. Sifat atau morfologi dari ikan
Osteichthyes yang penting adalah sisik yang terbentuk tipis dan mudah dilepas.
Dibagian luar dari sisik tadi tertutup oleh lapisan lendir. Insang ditutup oleh
operkulum dengan sepasang celah insang. Sirip terlihat seperti duri tau tulang
yang dihubungkan oleh lapisan lunak yang tipis. Pada ikan mas terdapat sirip
dorsal, sirip ekor, sirip dada, sirip pelvik dan sirip anal. (Parjatmo
dkk,1987:75)
Amfibia(amphibian, Kelas
Amphibi) kini diwakili oleh sekitar 6.150 spesies salamander(Ordo Urodela ‘yang
berekor’), katak(Ordo Anura ‘yang tak berekor’) dan sesilia(Ordo Apoda ‘yang
tak berkaki’). Anura yang berjumlah sekitar 5.420 spesies, lebih
terspesialisasi untuk bergerak di daratan daripada urodela. Katak dewasa
menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di lapangan. Katak
menangkap serangga dan mangsa yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang
panjang dan lengket, yang melekat ke bagian depan mulut. Katak menunjukkan
berbagai macam adaptasi yang membantunya untuk menghindari pemangsaan dari
predator yang lebih besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya menyekresikan mukus yang
tidak enak atau bahkan berbisa. Banyak spesies yang beracun memiliki warna
cerah yang tampaknya diasosiasikan dengan bahaya oleh para predator.
Katak-katak yang lain memiliki pola-pola warna dapat menyamarkan mereka. Amfibia
(berasal dari kata amphibious berarti kedua ‘kedua cara hidup’) mengacu
pada tahap-tahap kehidupan dari banyak spesies katak yang awalnya hidup air dan
kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut kecebong, biasanya merupakan
herbivor akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata
akuatik dan ekor yang panjang dan bersirip. Kecebong pada awalnya tidak
memiliki kaki, ia berenang dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Selama
metamorfosis yang menuju ke ‘kehidupan kedua’, kecebong mengembangkan kaki,
paru-paru, sepasang gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang
teradaptasi untuk cara makan karnivor. Dalam waktu yang sama insang menghilang,
sisitem gurat sisi juga menghilang pada sebagian besar spesies.
(Campbell,2012:284)
Sebagai contoh tidak seperti amfibia, reptil
memiliki sisik-sisik yang mengandung protein keratin(demikian pula kuku
manusia). Sisik membantu melindungi kulit dari desikasi dan abrasi. Selain itu
kebanyakan reptil menghasilkan telur-telur bercangkang di darat. Reptil seperti
kadal dan ular disebut ‘berdarah dingin’ karena mereka tidak menggunakan
metabolisme secara ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi
reptil-reptil itu mengatur suhu tubuh dengan menggunakan berbagai adaptasi
perilaku. Misalnya banyak kadal yang berjemur di bawah sinar matahari ketika
udara sejuk dan berteduh ketika udara terlalu hangat. (Campbell,2012:289)
Struktur dan fisiologi Burung diadaptasikan
dalam berbagai cara untuk penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara
semua ini tentu saja adalah sayap. Meskipun sayap itu memungkinkan burung
terbang jarak jauh untuk mencari makanan yang cocok dan melimpah. Burung yang
efisien seperti kapal terbang yang efisien, harus ringan dan kuat. Keringan
dicapai dengan bulu, tulang-tulang yang berongga dan gonad tunggal(pada betina)
yang membesar dan aktif hanya selama musim kawin. Hilangnya gigi mengurangi
berat kepala. Fungsi gihi ini dilaksanakan oleh empedal yang terletak di dekat
titik berat. Burung juga mempunyai jantung beruang empat, dan efisiensinya
memungkinkan perkembangan suhu tubuh yang tetap(homeotermi). Homeotermi pada
gilirannya, memungkinkan laju metabolisme yang tinggi pada semua suhu
lingkungan. Burung dapat tetap aktif dalam cuaca dingin, tidak seperti reptilia
yang menjadi lamban begitu suhu turun. Laju metabolisme yang tinggi
mencerminkan pelepasan energi yang cepat untuk terbang. Burung mendapatkan
energi dari makanan pekat dan khususnya kaya akan lemak seperti biji-bijian,
insekta dan hewan lain. (Kimball,1983:939)
Mamalia hidup di darat dan di
air. Mamalia memiliki kelenjar susu beberapa pasang, untuk menyusui bayi yang
baru lahir. Umumnya memiliki kulit yang berambut halus dan memiliki kelenjar
keringat. Fungsi dari kelenjar keringat untuk mengatur suhu tubuh agar tetap.
Contoh: anjing, sapi. Simpanse, manusia,dll. (Waluyo,2010:103)
Semua anggota kingdom
Plantae(tumbuh-tumbuhan) bersifat multiseluler, eukariotik, sel-sel dan
jaringannya mengalami spesialisasi, nonmotil(sesil), autotrof fotosintetik,
embrio multiseluler berkembang di dalam jaringan gametofit multiseluler dan
semua tumbuhan memiliki pergiliran turunan yaitu antara generasi saprofit yang
bersifat diploid(2n) dengan generasi gametofit yang bersifat haploid(n).
Sebagian besar merupakan tumbuhan yang tubuhnya telah dilengkapi dengan berkas
pengangkut termasuk Tracheophyta(tumbuhan berpembuluh) dan sebagian kecil
tubuhnya tidak dilengkapi dengan bekas pengangkut adalah kelompok
Bryophyta(tumbuhan tidak berpembuluh).
1.
Tumbuhan Tidak
Berpembuluh(Thallophyta)
Tumbuhan tidak berpembuluh pada
umumnya berukuran kecil, strukturnya sederhana berbentuk thalus. Sel yang
menyusun tubuh telah memperlihatkan deferensiasi yang jelas, dalam
protoplasmanya tampak nyata. Plastid yang terdiri dari selulosa dan dalam
sitoplasma ada yang menggunakan klorofil atau yang tidak. Umumnya multiseluler tapi
ada yang uniseluler, hidup di daerah yang lembab dan bereproduksi dengan
menggunakan spora. (Waluyo,2010:88)
Tumbuhan tidak berpembuluh
dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu Ganggang (alga), alga yang termasuk
kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya asa selaput sehingga alga biru
dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan thalus yang hidup di air
tawar atau laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid terdapat zat warna
derifat klorofil (a, b atau keduanya). Selain itu ada zat warna lain berupa
fikosianin, fikoeritrin, fukosatin, karoten. Ada empat filum yang termasuk
kelas ini yaitu alga merah, alga hijau, alga pirang dan alga coklat.
(Waluyo,2010:88)
Linchen,
organisme ini adalah kumpulan fungi dan alga tapi merupakan satu kesatuan.
Hidup secara autotrof. Linchen hidup sebagai epifet. Alga yang menyusun linchen
disebut godium. Pada linchen terjadi simbiosis mutualisme pada permukaan saja
tetapi akhirnya alga diperalat fungi (simbiosis hilotime). Linchen berkembang
biak dengan vegetatif karena bila bagian talus terpisah tumbuh sebagai individu
baru. (Waluyo,2010:89)
Lumut merupakan
tumbuhan kecil agak sederhana yang biasanya tumbuh di tempat-tempat basah.
Sebagian besar mempunyai tubuh tipis seperti kulit yang tumbuh memipih rata di
atas medium penunjangnya yaitu air tenang atau tanah basah. Pada tumbuhan ini
tidak dijumpai jaringan berkayu untuk menunjang dan dengan demikian tumbuhan
itu tidak pernah tumbuh menjadi amat besar. Tidak ada sistem pembuluh khusus
untuk pengangkutan air dan makanan ke seluruh tumbuhan. (Kimball,1983:881)
Tumbuhan lumut
yang biasa kita lihat itu adalah tumbuhan penghasil gamet(gametofit).
Anteridium dan arkegonium pada batang tersendiri, meskipun mungkin rhizoid
bersatu. Gamet jantan dan betina bersatu, zigot tumbuh menjadi sporofit.
Sporofit menghasilkan sporangium, di dalamnya dibentuk spora. Tersebar tumbuh
menjadi gametofit baru. Seperti halnya paku, gamet jantan mencari gamet betina
dalam medium air. Itulah sebabnya maka lumut dan paku dikenal sebagai tumbuhan
air, membutuhkan substrat air dalam pembiakan. (Yatim,1987:259)
Tumbuhan lumut
dibedakan dalam dua kelas yaitu Hepaticae(lumut hati), dalam tubuh lumut
hati terdapat tempat penyimpanan air. Sebagian besar dari lumut hati mempunyai
tubuh yang tipis seperti kulit yang tumbuh memipih rata di atas medium
tanahnya. Musci(lumut daun), tubuhnya terdiri dari puncak tegak dengan
beberapa anak daun yang amat kecil tersusun dalam pilian. Lumut daun tumbuh
diberbagai tempat seperti tempat yang kering . lumut daun membentuk badan-badan
yang berupa bantalan sedangkan yang hidup di tanah hutan membentuk lapisan
seperti babut tetapi jarang hidup di air sehingga memperlihatkan struktur yang
bermacam-macam. (Waluyo,2010:90)
2.
Tumbuhan
Berpembuluh(Tracheophyta)
Pada tumbuhan berpembuluh sudah
terdapat akar, batang, daun yang sejati. Pada umumnya tumbuhan berpembuluh ini
memiliki zat hijau daun atau klorofil sehingga dapat melakukan proses
fotosintesis. Tracheophyta dapat dibedakan menjadi dua yaitu tumbuhan paku (Pteridhophyta),
mempunyai kormus artinya tubuhnya dapat dibedakan antara akar, batang, daun
tapi belum menghasilkan biji. Tiap bagian tubuh tersusun atas sel-sel yang
telah terdeferensiasi sehingga terdapat berkas pengangkutan berupa floem dan
xilem, jaringan pelindung penunjang dan pembiakan. Alat perkembangbiakan berupa
spora. Sporangium dan sporanya terbentuk pada ketiak daun, langsung terbentuk
pada tunas. Daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil. Tumbuhan biji(Spermatophyta)
merupakan tumbuhan berbunga dan menghasilkan biji sebagai alat berkembangbiak.
Tubuh terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Bila bunga mengalami
penyerbukan maka akan terbentuk buah yang di dalamnya terkandung biji. Biji
tersebut akan tumbuh menjadi individu baru. Tumbuhan biji terdiri atas dua
kelas yaitu tumbuhan berbji terbuka(Gymnospermae) dengan ciri-ciri yaitu
berakar tunggang, berdaun sempit, tebal dan kaku. Batang dan akar berkambium,
akar berkaliptra, batas antara ujung akar dan kaliptra tidak jelas terdiri dari
tiga kelas yaitu cycadinae, coniferinae, gnitinae. Contohnya pakis haji dan gnetum
gnemon. Tumbuhan berbiji tertutup(Angiospermae) terbagi menjadi 2 sub
kelas yaitu dikotil dan monokotil. Nama ini diperoleh dari jumlah kotiledon
yang terdapat dalam biji, dua dikelompokkan dalam dikotil(contoh: rambutan,
mangga, jeruk,dll) dan satu monokotil (contoh: padi, jagung, kelapa,dll).
(Waluyo,2010:92)
Perbedaan antara Monokotil dan
Dikotil
No.
|
Monokotil
|
Dikotil
|
1
|
Akarnya tersusun
dalam sistem akar serabut
|
Akar tersusun sistem
akar tunggang
|
2
|
Akar dan batang tidak
berkambium
|
Akar dan batang berkambium
|
3
|
Jumlah anggota bunga
ada 3 atau kelipatannya
|
Jumlah mahkota bungan
4,5 atau kelipatannya
|
4
|
Ujung akar dan batang
lembaga dikelilingi oleh koleorhiza
|
Tidak mempunyai
pelindung
|
5
|
Kaliptra mempunyai
kaliptrogen
|
Tidak mempunyai
kaliptrogen
|
6
|
Susunan tulang
sejajar atau melengkung
|
Susunan tulang daun
menyirip atau menjari
|
7
|
Biji berkeping satu
|
Biji berkeping dua
|
(Waluyo,2010:93)
IV. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Mikroskop
b. Loupe
c. Papan
dan alat seksio
2. Bahan
a. Udang
(Pennaeus sp.)
b. Ikan
mas (Cyprinus carpio)
c. Kodok
(Bufo sp.)
d. Tumbuhan
lumut daun
e. Tumbuhan
paku-pakuan
f. Tumbuhan
berbiji terbuka (Pinus sp.)
g. Tumbuhan
berbiji tertutup monokotil (rumput teki)
h. Tumbuhan
berbiji tertutup dikotil (pacar air)
3. Cara Kerja
V. HASIL PENGAMATAN
1.
Pengamatan Morfologi
Hewan
Gambar :
Udang (Pennaeus sp.)
|
Keterangan:
1. Cephalothorax
2. Abdomen
3. Antena
4. Antenula
5. Mulut
6. Karapax
7. Kaki jalan(5 pasang)
8. Kaki renang(6 pasang)
9. Telson
10. Ekor
11. Rostrum
|
Gambar : Ikan mas(Cyprinus carpio)
|
Keterangan:
1.
Rima oris
(mulut)
2.
Fovea nasalis(hidung)
3.
Organum visus(mata)
4.
Apparatus oppercularis
5.
Squama
6.
Pinnae (sirip)
7.
Pinnae
pectoralis
8.
Pinnae
abdominalis
9.
Pinnae annalis
10. Pinnae dorsalis
11. Pinnae caudalis
12. Kloaka
13. Linea lateralis
|
Gambar : Kodok(Bufo sp.)
|
Keterangan:
1. Rima oris
2. Nares annteriores
3. Membran nictitans
4. Membran tympani
5. Kelenjar paratoid
6. Kloaka
7. Digiti
8. Manus (telapak)
9. Antebractium
10. Bractium
11. Femur
12. Crus
13. Pedes
|
2.
Pengamatan
Morfologi Tumbuhan
v
Lumut
|
Keterangan:
1. Rhizoid
2. Batang
3. Daun
4. Sporogonium
|
v
Tumbuhan paku,
tumbuhan gymnospermae, tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil
Gambar:Tumbuhan paku
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Sorus
5. Sporangium
|
Gambar:Tumbuhan Gymnospermae(Pinus sp)
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Strobilus
|
Gambar:Tumbuhan Monokotil
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
|
Gambar:Tumbuhan Dikotil (pacar air)
|
Keterangan:
1. Akar
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
5. Buah
6. Biji
7. Warna mahkota ungu
|
3.
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang kelima ini dilakukan pengamatan
pada beberapa jenis hewan dan tumbuhan sehingga dapat diketahui bentuk
morfologi dari hewan dan tumbuhan tersebut. Untuk pengamatan jenis hewan(kingdom
animalia) dilakukan pengamatan pada udang, ikan mas dan kodok. Sedangkan untuk
tumbuhan(kingdom plantae) dilakukan pengamatan pada tumbuhan lumut daun,
tumbuhan paku, pinus, rumput teki dan pacar air.
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan
bahwa bentuk morfologi udang dari jenis Pennaeus sp. yang termasuk hewan
tidak bertulang belakang (invertebrata), tubuhnya beruas-ruas dan memilki kaki
maka dari itu udang termasuk ke dalam phylum Arthropoda, termasuk
subphylum Mandibulata karena memiliki sepasang bagian
mulut(mandibula)yang digunakan untuk makan dan termasuk kedalam golongan atau
kelas Crustacea karena udang tubuhnya dibungkus oleh pembungkus yang
keras atau biasa disebut rangka luar yang terbuat dari kitin (zat tanduk).
Tubuh udang terdiri dari chepalothoraks (kepala dan dada menyatu) dan abdomen.
Pada bagian chepalothoraks terdiri atas 5 ruas pada bagian kepala dan 8 ruas
pada bagian dada sedangkan pada bagian abdomen terdiri dari 6 ruas. Ruas-ruas
pada chepalothoraks ditutupi oleh penutup yang disebut dengan karapax. Pada
pagian chepalothoraks tersebut juga terdapat mulut (rima oris), mata (organum
visus), antena panjang, antena pendek (antennula) dan dibagian ujung kepala
terdapat rostrum(moncong). Antena dan antennula ini berfungsi sebagai saraf
sensorik yang dapat digerakkan sehingga dapat menerima rangsangan dari lingkungan.
Serta pada bagian thoraks terdapat 5 pasang kaki jalan yang berfungsi untuk
bergerak, memegang makanan serta membersihkan permukaan tubuhnya. Pada bagian
abdomen terdapat 6 pasang kaki renang yang berfungsi untuk berenang dan membawa
telur pada udang betina. Namun berdasarkan teori udang termasuk ke dalam ordo dekapoda(mempunyai
sepuluh kaki) yaitu 5 pasang kaki jalan dan 5 pasang kaki renang yang melekat
pada ruas abdomen pertama sampai kelima. Sedangkan pada ruas abdomen keenam,
kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas(uropoda). Pada bagian
ekor terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya disebut dengan telson.
Udang tidak mempunyai anus sehingga kotorannya berkumpul di chepalothoraks.
Dari hasil pengamatan hewan vertebrata(bertulang
belakang), yaitu ikan mas didapatkan bahwa tubuh ikan mas rangkanya sudah
tersusun atas tulang sejati sehingga termasuk ke dalam golongan Osteichtyes,
ordo Cypriniformes, suku Cyprinidae dan marga Cyprinus
sehingga lebih dikenal dengan Cyprinus carpio. Tubuh ikan mas terdiri
atas kepala, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat mata tanpa kelopak
mata yang diselubungi dengan selaput argantea, cekung hidung atau fovea nasalis
yang tidak berhubungan dengan rongga hidung sehingga tidak dapat digunakan untuk
bernapas. Ikan bernapas dengan insang sehingga pada bagian samping kepala
terdapat tutup insang atau operculum. Pada bagian badan ikan ditutupi oleh
sisik(squama) yang berfungsi sebagai rangka luar/eksoskeleton dan terlihat ada
garis yang memanjang mulai dari operculum sampai pangkal ekor yang disebut
dengan linea lateralis atau gurat sisi. Ikan bergerak dengan sirip, pada ikan
terdapat 5 sirip yaitu sirip punggung/pina dorsalis, sirip dada/pina thorakalis
atau pectoralis, sirip perut/ pina abdominalis, sirip anus/ pina analis dan
sirip ekor/ pina caudalis. Dan pada bagian ventral ikan mas terdapat kloaka
yaitu saluran yang memilki 3 fungsi sebagai lubang anus, untuk pengeluaran
urine dan sebagai alat reproduksi. Pada bagian ekor yaitu pada sirip ekor umumnya
bertipe homocercal dimana ujung sirip terbelah menjadi bagian yang sama.
Untuk pengamatan hewan yang satu ini termasuk
termasuk vertebrata juga dari golongan amphibia yang tidak berekor
sehingga termasuk ke dalam ordo atau bangsa Anura dari suku Bufonidae
dari marga Bufo yaitu dari spesies kodok(Bufo sp.) karena
permukaan kulitnya kasar. Pada kodok, kepala dan badan(dorsal) melebar dan
menyatu sehingga tidak mempunyai leher. Tubuh kodok terdiri atas kepala, badan
dan anggota gerak. Pada bagian kepala terdapat mulut yang lebar untuk mengambil
makanan, dua lubang hidung/nares anteriores berfungsi dalam pernapasan, dua
mata yang dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah serta di dalamnya mempunyai
selaput mata bening yaitu membran nictitan untuk menutupi mata apabila berada
di dalam air, dan di belakang mata terdapat dua lubang pipih tertutup oleh
membran tympani yang berfungsi sebagai alat pendengaran. Pada bagian ujung
belakang badan terdapat lubang kecil atau kloaka untuk membuang sisa-sisa
makanan, urine dan sebagai alat reproduksi. Sedangkan pada bagian anggota gerak
terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri
atas dua bagian yaitu lengan atas(brachium), lengan bawah(antebrachium). Pada
lengan bawah juga terdapat telapak yang disebut manus dan jari-jari(digiti).
Sedangkan kaki belakang terdiri dari tiga bagian yaitu paha(femur),
betis(crus), dan kaki(pedes). Di dekat kaki juga terdapat telapak(manus) dan
jari-jari(digiti). Secara umum jumlah jari pada tungkai depan adalah 4 jari
sedangkan pada tungkai belakang terdapat 5 jari. Selain itu tungkai belakang
cenderung lebih panjang karena berfungsi untuk melompat.
Pada hasil pengamatan dari beberapa jenis tumbuhan,
pada tumbuhan lumut yang termasuk dalam divisi Bryophyta karena tumbuhan
lumut masih berupa talus yaitu tumbuhan yang akar, batang dan daunnya belum
sejati. Lumut yang diamati termasuk kedalam golongan Musci(lumun daun),
termasuk dalam suku Politrichaceae dan dari marga Poganatum.
Sehingga lumut daun yang diamati ini dari spesies atau jenis Poganatum sp. Ketika
dilakukan pengamatan, lumut ini telah memilki organ yang menyerupai akar,
batang dan daun yang belum sempurna. Tapi ada yang sudah mempunyai daun, batang
dan akar yang disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini berfungsi untuk menempelkan
tubuhnya pada dimana lumut itu hidup. Batang pada lumut daun belum sejati dan
daunnya berwarna hijau yang menandakan terdapat klorofil sehingga lumut bisa
melakukan fotosintesis. Tumbuhan lumut daun termasuk tumbuhan tidak berpembuluh
sehingga tidak memiliki xilem dan floem. Pada tumbuhan lumut terdapat
sporogonium yaitu kotak spora yang merupakan tempat pembentukan spora.
Sporogonium ini dihasilkan pada fase sporofit yaitu dimana bisa menghasilkan
spora. Kemudian spora ini menjadi alat perkembangbiakan pada lumut yang
menghasilkan sel gamet jantan pada anteridium dan sel gamet betina pada
arkegonium. Pada saat menghasilkan gamet tersebut, tumbuhan lumut daun
mengalami fase gametofit. Sehingga pada lumut terdapat dua fase yaitu fase
gametofit dan fase sporofit.
Bila dibandingkan dengan tumbuhan lumut, tumbuhan
paku sudah memilki xilem dan floem karena tumbuhan paku termasuk tumbuhan
berpembuluh sehingga termasuk ke dalam divisi Pteridophyta. Pada
morfologi daun tumbuhan paku yang diamati terlihat lebih lebar dari pada
tumbuhan paku yang lainnya sehingga tumbuhan paku yang diamati tersebut
termasuk golongan Pteridopsida, termasuk bangsa Polypodiales, suku
Lomariopsidaceae dan termasuk marga Nephrolepis sehingga tumbuhan
yang diamati termasuk jenis Nephrolepis biserrata. Tumbuhan paku sudah
memiliki akar, batang dan daun yang sesungguhnya sehingga tumbuhan paku ini
termasuk ke dalam kelompok kormophyta. Namun tumbuhan paku ini masih termasuk
tumbuhan tingkat rendah karena belum memilki bunga dan belum menghasilkan biji.
Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Batang tumbuhan paku(rhizoma) terdapat
dibawah tanah, batang tersebut tumbuhnya mendatar di bawah atau ada di atas
permukaan tanah. Daun tumbuhan paku berwarna hijau karena banyak mengandung
klorofil dan pada umumnya merupakan daun majemuk yang berbentuk menyirip. Pada
tumbuhan paku juga terdapat sporangium yang didalamnya terdapat spora, pada
fase ini disebut dengan fase sporofit. Ketika spora pada sporangium tersebut
jatuh pada tempat yang cocok maka akan tumbuh dan membentuk protalium yang
mengandung sel kelamin jantan dan betina, yang mana protalium ini merupakan
fase gametofit pada tumbuhan paku. Letak sporangium pada tumbuhan paku yang
diamati terdapat pada bagian bawah daun. Kumpulan dari beberapa sporangium
disebut dengan sorus. Fase sporofit pada tumbuhan paku lebih dominan dari pada
fase gametofitnya karena gametofitnya merupakan protalus yang berupa protalium.
Salah satu tumbuhan Gymnospermae yang diamati pada
saat praktikum adalah tumbuhan pinus. Pinus yang termasuk divisi Coniferophyta(tumbuhan
konifer) yaitu tumbuhan yang memiliki runjung pengangkut. Termasuk ke dalam
golongan Pinopsida, ordo Pinales, suku Pinaceae dan
termasuk marga Pinus sehingga pinus terkenal dengan Pinus merkusii. Tumbuhan
pinus ini termasuk ke dalam tumbuhan berbiji terbuka karena bakal bijinya tidak
dilindungi oleh buah dan letak bijinya yang langsung berada pada megastrobilus.
Morfologi dari tumbuhan pinus daunnya berbentuk jarum, memiliki akar tunggang,
batangnya berkayu dan sudah memilki xilem dan floem sehingga termasuk tumbuhan
kormophyta serta batangnya tumbuh tegak, namun pinus belum mempunyai bunga
sehingga alat perkembangbiakannya dengan calon bunga yang disebut strobilus.
Strobilus ini ada strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan letaknya berada
pada ujung apikal tanaman dan bentuknya kecil agak panjang, sedangkan strobilus
betina terletak pada bagian aksilar atau ketiak daun dan bentuknya lebih lebar
jika dibandingkan dengan strobilus jantan. Letak strobilus jantan yang lebih
tinggi yaitu pada ujung tanaman ini dapat memudahkan tumbuhan pinus dalam
proses penyerbukan.
Untuk tumbuhan berbiji tertutup dibedakan atas
tumbuhan berbiji tertutup monokotil dan tumbuhan berbiji tertutup dikotil. Pada
saat praktikum untuk tumbuhan berbiji tertutup monokotil dilakukan pengamatan
pada rumput teki (Cyperus rotundus). Rumput teki ini termasuk dalam
divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup), termasuk ke dalam
golongan Liliopsida, ordo Cyperales, suku Cyperaceae dan
termasuk ke dalam marga Cyperus. Pada rumput teki ini terdapat daun,
batang dan akar. Daun pada rumput teki membentuk roset akar yang mana pangkal
daunnya berkumpul di bawah dan pertulangan daunnya sejajar. Batangnya apabila
dipotong melintang akan terlihat kalau batangnya berbentuk segitiga. Batangnya
ada yang merambat dan ada juga yang tumbuh ke atas. Pada tumbuhan rumput teki
yang masih muda, batang yang ke atas tidak kelihatan tapi kalau sudah
menghasilkan bunga maka batang yang tumbuh ke atas akan terlihat. Bunga pada
rumput teki termasuk bunga majemuk , disekitar bunga ada daun yang disebut
dengan braktea. Sistem perakaran pada rumput teki adalah akar serabut.
Sedangkan untuk tumbuhan berbiji tertutup yang dikotil
dilakukan pengamatan pada tumbuhan dari divisi Magnoliophyta dari
golongan Magnoliopsida, dari ordo Ericales, suku Balsaminaseae
dan termasuk marga Impatiens sehingga tumbuhan yang diamati adalah
spesies Impatiens balsamina atau lebih sering dikenal dengan tumbuhan
pacar air. Ketika dilakukan pengamatan terlihat adanya akar, batang, daun,
bunga, buah dan bijinya. Akar pada tumbuhan pacar air adalah akar tunggang.
Pacar air termasuk tanaman yang batangnya basah, lunak, bulat, bercabang dan
warnanya hijau kekuningan serta batangnya berpembuluh. Daunnya tersebar dan
bentuk daunnya lanset memanjang, pada pinggirnya bergerigi, ujungnya lancip dan
bentuk tulang daunnya menyirip. Bunga pacar air yang diamati dengan mahkota
yang berwarna pink. Tanaman ini sebenarnya memiliki beraneka ragam warna
bunganya ada yang putih, merah, ungu, kuning,dll. Pada bunganya terlihat adanya
putik da benang sari dimana berfungsi dalam proses penyerbukan. Biji pada
tanaman ini tertutup oleh buah sehingga termasuk tumbuhan berbiji tertutup.
4.
KESIMPULAN
1. Hewan
invertebrata yang telah diamati adalah udang. Adapun struktur morfologi udang(Pennaeus
sp.) terdiri atas cephalothoraks dan abdomen. Pada bagian cephalothorak
terdapat antena, antenulla, mata, mulut, rostrum dan kaki jalan serta bagian
cephalothoraks ditutupi oleh karapaks. Pada bagian abdomen terdapat kaki renang
pada tiap ruasnya dan pada ruas keenam termodifikasi menjadi ekor serta
terdapat telson juga. Dan untuk hewan vertebrata yang diamati adalah ikan mas
dan kodok. Adapun struktur morfologi ikan mas(Cyprinus carpio)
terdiri atas kepala, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat mata, mulut,
celah hidung dan penutup insang/operculum. Pada bagian badan ikan ditutupi
sisik, terdapat gurat sisi dan terdapat 5 sirip yaitu sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Pada bagian ekor, ekornya bertipe
homocercal dimana ujungnya terbelah menjadi dua bagian yang sama. Untuk struktur
morfologi kodok(Bufo sp.)terdapat tiga bagian yaitu kepala, badan
dan anggota gerak. Pada bagian kepala terdapat mata, mulut rongga, celah hidung
dan membran tympani. Pada ujung belakang bagian badan terdapat kloaka. Dan
anggota gerak kodok bagian tungkai depan terbagi atas brachium, antebrachium,
manus dan digiti yan berjumlah 4 sedangkan tungkai belakang terbagi atas paha,
betis, kaki, manus dan digiti yang berjumlah 5.
2.
Tumbuhan yang
diamati dari divisi Bryophyta adalah lumut daun. Adapun struktur morfologi dari
lumut daun(Pogonatum sp.) yaitu terdapat daun, batang, dan akar
sederhana yang disebut dengan rhizoid selain itu terdapat sporogonium yang
merupakan kotak spora. Untuk divisi Pteridophyta dilakukan pengamatan pada tumbuhan
paku(Nephrolepis biserrata) yang struktur morfologinya terdiri atas
akar, batang, daun, sporangium dan sorus yang merupakan kumpulan dari
sporangium. Untuk divisi Spermatophyta dibedakan atas tumbuhan berbiji terbuka
dan berbiji tertutup. Untuk tumbuhan berbiji terbuka(Gymnospermae) dilakukan
pengamatan pada tanaman pinus(Pinus merkusii) yang struktur morfologinya
terlihat adanya akar, batang, daun dan strobilus yang merupakan alat
perkembangbiakannya. Untuk tumbuhan berbiji tertutup monokotil dilakukan
pengamatan pada rumput teki(Cyperus rotundus) yang mana struktur
morfologinya terlihat akar, batang, daun dan bunganya. Sedangkan untuk tumbuhan
berbiji tertutup dikotil yang dilakukan pengamatan pada tanaman pacar air(Impatiens
balsamina) terlihat struktur morfologinya yaitu akar, batang, daun, bunga,
buah dan bijinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell,Neil.
A dan Jane B. Reece.2012.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Jasin,Maskoeri.1989.Sistematika
Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya : Sinar Wijaya
Kimball,John
W .1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan
Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa
Waluyo,Joko
dkk.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Waluyo,Joko.2010.Biologi
Umum. Jember : unej
Yatim,Wildan.
1987. Biologi. Bandung : Tarsito
0 komentar:
Posting Komentar